SUBANG-Pimpinan Anak Cabang (PAC) PDI Perjuangan di Kabupaten Subang berkumpul di kantor DPC PDIP Subang untuk melakukan konsolidasi setelah pengunduran diri mantan Sekretaris DPC PDIP Subang, Niko Rinaldo pada Senin (5/8).
Konsolidasi ini bertujuan untuk memastikan kesolidan dan kebersamaan di tubuh partai, serta mengklarifikasi isu-isu yang berkembang pasca pengunduran diri tersebut.
Ketua DPC PDIP Subang, Maman Yudia memberikan tanggapan terkait pengunduran diri Niko Rinaldo dan klarifikasi terhadap sejumlah informasi yang beredar.
“Anggota yang mundur dari PDIP tidak ada ribuan. Itu hanya empat orang pengurus saja. Kalau kemarin melihat banyak orang, itu orang-orang yang dibayar Rp20 ribu per orang, bahkan ada yang dari partai lain,” ujar Maman kepada awak media.
Maman juga menegaskan bahwa pihaknya mengetahui betul siapa saja yang pernah memegang Kartu Tanda Anggota (KTA) PDIP.
“KTA itu kita hafal betul yang pernah dikantongi atau tidak, itu sengaja dibuat dulu karena ada dari anggota partai lain. Jadi tidak murni,” terangnya.
Maman Yudia menegaskan, bahwa PDIP tidak akan tercoreng hanya karena pengunduran diri Niko Rinaldo.
“Jangan sampai mencoreng nama PDIP gara-gara saudara Niko keluar. Lalu apa yang diberikan oleh saudara Niko terhadap PDI Perjuangan? Belum pernah jadi Bupati, Wakil Bupati, DPRD, terus apa yang diberikan kan itu rasionalnya,” tegasnya.
Sebagai bukti kesolidan partai, Maman menyatakan bahwa 30 PAC hadir semua dalam konsolidasi, kecuali PAC Legonkulon.
“Legonkulon juga belum tentu kalau ditanya mundur semua. Jadi PDI Perjuangan sudah besar lebih dahulu ketimbang nama Niko, karena dari dulu juga juara terus. Justru sebaliknya, dengan adanya Niko baru PDI Perjuangan tidak juara. Karena tadinya strateginya dipasrahkan ke dia,” ungkap Maman.
Maman menyatakan dengan penuh keyakinan, bahwa kejadian ini tidak akan berpengaruh terhadap kesolidan PDIP.
“Dengan kejadian kemarin tidak akan berpengaruh terhadap kesolidan PDIP,” pungkasnya. (cdp/ysp)