SUBANG-Rabu kemarin (14/2) merupakan puncak pelaksanaan tahapan dalam Pemilihan Umum 2024. Di mana 617 calon pemilihan legislatif DPRD Subang turut ambil bagian.
Pelaksanaan tahap pencoblosan menjadi momen krusial dalam proses pemilu, di mana para calon saat ini merasakan tekanan yang tinggi, khawatir tidak mencapai target suara yang diharapkan.
Para calon pemilihan tidak jarang merasakan stres dan ketegangan, bahkan hingga mengalami gangguan kesehatan, terutama ketika hasil pemilihan tidak sesuai harapan.
Selain itu, biaya yang dikeluarkan untuk kampanye dalam pemilu juga sangat mahal, sehingga para calon sering kali merasa terbebani secara finansial dan emosional, bahkan merasa malu kepada partai dan rekan sesama kader.
Mengantisipasi hal ini, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Subang, sebagai fasilitas kesehatan rujukan di wilayah tersebut, telah menyiapkan ruangan khusus bagi para calon yang mengalami stres dan gangguan kesehatan pasca-pelaksanaan pemilu.
Wakil Direktur Bidang Pelayanan RSUD Subang, dr. Syamsu Riza menjelaskan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Subang mengenai penyediaan ruangan khusus untuk para calon yang mengalami stres akibat hasil pemilu 2024.
"Kami telah bersiap untuk menyediakan ruangan khusus jika KPU membutuhkannya," ujarnya kepada Pasundan Ekspres.
Selain menyiapkan ruangan, RSUD Subang juga akan menyiapkan tenaga kesehatan, termasuk dokter kejiwaan, untuk memberikan bantuan kepada para calon yang membutuhkan.
Dalam menjelaskan detail mengenai ruangan khusus tersebut, dr. Syamsu menegaskan, bahwa ruangan yang disiapkan adalah ruangan yang sudah ada di RSUD Subang, yang akan disesuaikan dengan kebutuhan para calon yang memerlukan perawatan.
"Kami tidak membangun ruangan baru, namun akan menyediakan kebutuhan seperti tempat tidur, televisi, dan fasilitas pendukung lainnya yang dapat memberikan kenyamanan kepada para calon," tambahnya.
Warga Subang, Indarto menegaskan, tidak dapat dipungkiri bahwa para calon yang gagal terpilih dalam pemilu 2024 pasti akan merasakan stres. Meskipun tingkat stresnya berbeda-beda, namun kenyataan bahwa demokrasi di Indonesia memerlukan pengorbanan yang mahal tidak dapat dipungkiri.
Sementara itu, Deputi Direksi Bidang Pelayanan Peserta BPJS Kesehatan, Arief Syarifudin, menjelaskan bahwa BPJS Kesehatan menanggung penyakit depresi, termasuk depresi ringan, sedang, dan berat, dengan batasan besaran tanggungan sebesar Rp4,9 hingga Rp10,3 juta, dengan syarat menjadi peserta BPJS dan membayar premi secara rutin.(ygo/ysp)