Oleh : Winda Khadijah Ashareni Tanjung
Mahasiswa Pascasarjana Pendidikan Matematika Universitas Pendidikan Indonesia
Studi kasus merupakan salah satu penelitian yang meneliti suatu kasus secara utuh pada suatu kondisi secara menyeluruh dengan mengumpulkan sumber data. Sumber data bisa berupa pengamatan, wawancara, laporan dan sebagainya. Kasus yang diteliti bisa berupa kejadian pada masa kini, baik yang sedang terjadi atau yang sudah terjadi tetapi masih memiliki dampak pada saat dilakukan penelitian. Kasus yang akan dibahas kali ini adalah terkait trauma matematika di kalangan para pelajar.
Banyak dari kalangan pelajar yang merasa kesulitan dalam mengerjakan matematika dan menganggap matematika itu mata pelajaran yang sangat sulit. Spekulasi-spekulasi negatif yang memberikan image yang buruk tentang matematika di kalangan masyarakat tidak pernah lepas di tingkat sekolah bahkan tingkat perguruan tinggi, Namun, setelah diselidiki lebih lanjut, hal ini dikarenakan banyak diantara siswa yang tidak memahami konsep-konsep matematika dengan baik sehingga memberikan kesulitan terhadap siswa dalam memahami konsep matematika yang akan dipelajari berikutnya. Seiring bertambahnya materi-materi matematika namun siswa sudah kewalahan pada bab sebelumnya memberikan tekanan pada diri siswa dan ketakutan menghadapi materi berikutnya yang lebih menantang.
Ketika diberikan soal matematika, banyak siswa yang sudah panik karena merasa kesulitan setiap mengerjakannya. Kepanikan dan ketakutan siswa tentu akan menghambat proses berpikir siswa. Bahkan banyak dari orang tua siswa yang menekankan siswa untuk menjadi orang yang hebat di pelajaran matematika. Namun, ketika kenyatannya siswa kesulitan dari awal, banyak orang tua yang memarahi dan menganggap anaknya bodoh dan memberikan tekanan batin pada sang anak Hal ini tentu memberikan mindset buruk di pikiran anak dan menganggap bahwa dia memang tidak pandai dalam pelajaran matematika. Maka, sangat diperlukan peran orang tua dalam memperbaiki mental anak terhadap pelajaran matematika dan memberikan tantangan kepada para pendidik untuk meminimalkan trauma matematika di kalangan pelajar.
Di sekolah, diperlukan bantuan pendidik dalam mengubah mindset-mindset buruk terkait matematika terhadap siswa. Ada beberapa hal yang perlu dicoba untuk mengubah mindset siswa terhadap matematika diantaranya adalah dengan mengubah pola belajaran. Cobalah dengan mengajak siiswa bermain games dengan angka-angka, seperti sudoku, atau dapat menggunakan games-games lain yang menggunakan konsep konsep matematika. Dalam pemebelajaran matematika cobalah pembelajaran dengan diskusi sesame pelajar,, biarkanlah mereka belajar dengan teman seusisa. Berikan soal yang dapat mengembangkan proses berpikir matermatis siwa.
Selain itu, jika merasa kesulitan dalam belajar matematika, tidak ada kata terlambat dalam belajar matematika. Pelajarilah konsep matematika yang sebelumnya belum dapat dipahami di sekolah bisa dengan menggunakan bantuan internet, atau video-veideo pembelajaran di youtube. Hal ini akan membantu pemahaman matematika lebih baik. Tidak perlu menjadi yang tercepat dalam menjawab soal, tidak perlu buuru-buru. Pahamilah soal dengan baik dan cobalah menuliskan jawaban perlahan. Tidak perlu takut dengan matematika dan teruslah belajar matematika.(*)