Kaspersky Ungkap Tren Ancaman Siber 2024: Antisipasi Maraknya Judi Online dan Penipuan Finansial

Kaspersky Ungkap Tren Ancaman Siber 2024: Antisipasi Maraknya Judi Online dan Penipuan Finansial

Kaspersky Ungkap Tren Ancaman Siber 2024/foto screenshot via/Freepik

PASUNDAN EKSPRESS - Perusahaan keamanan siber Rusia, Kaspersky, mengidentifikasi sejumlah potensi ancaman siber yang mungkin muncul di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, pada tahun 2024.

Salah satu tren yang diantisipasi adalah peningkatan aktivitas judi online yang ilegal.

Dony Koesmandarin, Territory Manager Kaspersky untuk Indonesia, menyatakan bahwa selain judi online, investasi bodong, pencucian uang, dan penipuan kripto juga merupakan potensi ancaman.

 "Illegal gambling pasti, kripto tetap, karena ada beberapa hal yang sangat signifikan dilakukan juga. Invesment yang enggak jelas, kayaknya akan tetap ngetren di 2024," Ungkap Dony dalam acara peluncuran Kaspersky KUMA dan Cyber Landscape of Indonesia yang digelar di Jakarta, Selasa (27/2), Seperti yang dikutip dari CNN Indonesia pada 29 Februari 2024.

BACA JUGA: Jalan Provinsi Binong-Pamanukan Subang Rusak Berat, Warga Minta Segera Ada Perbaikan

 

Dalam acara peluncuran Kaspersky KUMA dan Cyber Landscape of Indonesia di Jakarta, Dony menguraikan lima potensi ancaman tersebut.

 

Selain itu, ia juga menyoroti ancaman siber terhadap sektor finansial dan lembaga pemerintahan, yang menjadi target besar karena volume data yang dimilikinya.

BACA JUGA: Dukung Investasi, Bupati Subang Reynaldy Jamin Kenyamanan dan Keamanan untuk Investor

 

Metode serangan terhadap sektor finansial diyakini akan tetap sama, seperti pengiriman file APK yang mengandung virus untuk mencuri informasi keuangan korban.

 

Survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) sebelumnya juga memperkirakan bahwa penipuan online dan pencurian data pribadi akan menjadi kejahatan siber yang dominan pada tahun 2024.

 

Survei tersebut dilakukan dengan melibatkan ribuan responden di seluruh Indonesia dan menunjukkan peningkatan signifikan dalam kejahatan seperti penipuan online dan pencurian data pribadi dibandingkan tahun sebelumnya.

 

Kejahatan siber semacam itu menjadi perhatian utama, sementara masalah lainnya termasuk perangkat terinfeksi virus dan kesulitan mengakses aplikasi juga diakui sebagai masalah yang signifikan.


Berita Terkini