News

Harga Cabai Rawit Tembus Rp80.000 per Kg

Pasar Kasomalang, Harga Cabai
KENAIKAN HARGA: Harga cabai rawit mengalami kenaikan di Pasar Kasomalang, Subang. HADI MARTADINATA/PASUNDAN EKSPRES

SUBANG-Kenaikan harga cabai rawit atau cengek di Pasar Kasomalang, Subang, telah menjadi perhatian masyarakat setempat. Berdasarkan pengamatan tim Pasundan Ekspres, harga cengek yang biasanya berkisar Rp30.000 - Rp40.000 per kilogram, kini melambung hingga Rp 70.000 - Rp 80.000 per kilogram, atau naik sekitar 50 persen.

Kenaikan harga komoditas pangan ini tentu memberikan dampak signifikan bagi daya beli masyarakat, terutama bagi kalangan menengah ke bawah yang sangat bergantung pada cengek sebagai bumbu masakan sehari-hari.

"Harga cengek yang biasanya Rp 30.000 - Rp 40.000 per kg, sekarang jadi Rp 70.000 - Rp 80.000 per kg. Kenaikannya sekitar 50 persen," ujar Hidayat, salah seorang pedagang sayur di Pasar Kasomalang, Rabu (7/8).

Menurut Hidayat, kenaikan harga Cabai Rawit ini terjadi karena gangguan pasokan di tingkat petani. Sementara permintaan dari konsumen tetap tinggi, hal ini menyebabkan harga cabai rawit melonjak.

"Memang stok cengek dari petani sedang terbatas, sementara permintaan dari pembeli masih tinggi. Makanya harganya jadi naik drastis," jelasnya.

Selain Cabai Rawit, Hidayat juga menyampaikan bahwa harga sayuran lainnya mulai sedikit menurun. Namun, penurunannya tidak sebesar kenaikan harga cengek.

"Kalau sayuran yang lain memang mulai agak turun sedikit-sedikit. Tapi sayuran lain tidak naik setinggi cengek," tambahnya.

Kondisi kenaikan harga cengek ini juga dirasakan oleh para pembeli di Pasar Kasomalang. Sebagian besar ibu rumah tangga mengeluhkan harga cengek yang semakin tidak terjangkau.

"Sekarang cengek mahal banget, buat masak jadi susah. Tiap hari harganya naik terus," ujar Emak Ai, seorang pembeli sayur di Pasar Kasomalang.

Ai menambahkan, kenaikan harga Cabai Rawit ini memaksa dirinya untuk mengurangi penggunaan cabai rawit dalam masakan. Ia terpaksa mencari alternatif bumbu pengganti yang lebih terjangkau.

"Biasanya saya pakai Cabai Rawit banyak buat masak. Tapi sekarang saya kurangi, terus cari bumbu lain yang lebih murah. Soalnya beli cengek mahal banget," keluhnya.

Kenaikan harga Cabai Rawit ini juga berdampak pada sektor usaha kuliner di sekitar Pasar Kasomalang. Beberapa pemilik warung dan rumah makan mengaku harus menyesuaikan harga jual produk mereka.

"Harga cengek naik, jadi kami terpaksa naikkan harga masakan yang pakai cengek. Biar tetap bisa untung," ujar Yanti, pemilik salah satu warung makan di dekat Pasar Kasomalang.

Sementara itu, berbeda dengan kenaikan harga Cabai Rawit, pedagang daging Yayat Sudrajat menyatakan bahwa harga daging saat ini masih dalam kondisi normal.

"Kalau harga daging masih normal-normal saja, belum ada kenaikan yang signifikan," ungkap Yayat.(hdi/ysp)

Berita Terkait
Terkini Lainnya

Lihat Semua