PasundanEkspres - Sejumlah situs pemerintah di tingkat pusat dan daerah dari berbagai instansi diduga mengalami peretasan oleh sekelompok hacker. Halaman depan situs-situs tersebut diubah menjadi tampilan gambar peringatan darurat garuda biru.
Gambar peringatan darurat garuda biru ini telah menjadi simbol perjuangan masyarakat dalam mendukung keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang diumumkan pada hari Kamis sebelumnya. Gambar ini menyebar luas di media sosial, diposting oleh berbagai kalangan, mulai dari selebritas hingga masyarakat umum.
Kini, gambar tersebut tidak hanya muncul di media sosial, tetapi juga menjadi bagian dari aksi terbaru para hacker di dunia maya.
Informasi mengenai aksi peretasan ini menyebar luas di platform X/Twitter. Berdasarkan pengamatan PasundanEkspres pada hari Jumat (23/8/2024), salah satu postingan menyebutkan daftar situs pemerintah yang menjadi sasaran peretasan, yang dikumpulkan di hackmk.pages.dev. Total ada 43 situs yang menjadi korban, mulai dari pemerintah pusat hingga daerah.
Beberapa situs pemerintah, seperti Indonesia.go.id, kejaksaan.go.id, dan humas.polri.go.id, terpantau mengalami gangguan dan tidak dapat diakses. Selain itu, situs pemerintahan lainnya, seperti DPRD Kabupaten Sumedang, DPRD Kota Mojokerto, Kodim 0601 Siliwangi, KPUD Lampung Timur, dan ejournal Kemenperin, juga telah mengalami perubahan tampilan halaman depan (defaced).
Beberapa laman diubah menjadi tampilan gambar peringatan darurat garuda biru, sementara yang lain menampilkan variasi pesan, seperti "Tidak semua keinginan anak harus dipenuhi orangtua. Tidak pula ambisi orangtua harus diikuti anak," dan seterusnya.
Setiap laman yang mengalami defaced disertai dengan nama pelakunya. Namun, beberapa situs lain dalam daftar tersebut tetap berfungsi normal. Sementara itu, laman hackmk.pages.dev juga mengarahkan pengunjung ke kanal Telegram bernama Indonesia Hacker People.
Pesan yang disampaikan cukup jelas. Aksi ini dilakukan sebagai bentuk keprihatinan terhadap situasi yang terjadi saat ini, dan mereka ingin menyampaikan aspirasi melalui apa yang mereka sebut sebagai mural online.
"Kami, Indonesian Hacker People, turut prihatin atas keadaan bangsa ini," tulis mereka.