News

Guru Besar Ilmu Politik Universitas Pendidikan Indonesia Prof Cecep Darmawan Katakan Pilkada Subang Belum Berorientasi Gagasan

Guru Besar Ilmu Politik Universitas Pendidikan Indonesia, Prof Dr Cecep Darmawan
PANDANGAN POLITIK: Guru Besar Ilmu Politik Universitas Pendidikan Indonesia, Prof Dr Cecep Darmawan saat diwawancarai Pasundan Ekspres.

SUBANG-Pilkada di Subang masih berorientasi pada figur dan bukan gagasan dalam mengatasi permasalahan pokok yang ada. Hal tersebut dikatakan oleh Guru Besar Ilmu Politik Universitas Pendidikan Indonesia, Prof. Dr. Cecep Darmawan, S.H., S.I.P., S.A.P., S.Pd., M.Si., M.H., CPM. 

Ia mengatakan, konstalasi Pilkada di Subang dinamis baik menyangkut dukungan dari partai dan gabungan partainya, serta kemunculan figur-figurnya. 

"Belum juga dapat dipastikan apakah koalisinya KIM murni atau KIM Plus atau mungkin KIM Min, apalagi pasca putusan MK yang kemarin ramai yang sebelumnya DPR kekeuh mau membuat revisi Undang-undang Pilkada yang ditolak oleh mahasiswa dan berbagai elemen," ucapnya. 

Cecep mengatakan, dengan adanya putusan MK tersebut, peluang bagi siapapun yang ingin mencalonkan dalam Pilkada semakin terbuka lebar. 

"Menurut saya ini suatu peluang bagi kompetisi para calon Bupati Subang ke depan, artinya amat terbuka sekarang. Kalau dulu kan seperti oligarkinya partai," ucapnya. 

Ia mengatakan, meskipun demikian, Pilkada tetap membutuhkan cost politik yang mahal. Ia berharap ke depannya tidak hanya di Subang, tapi di seluruh daerah agar dapat menciptakan Pilkada yang terjangkau oleh semua kalangan. 

"Artinya kalaupun dia mau nyalon secara independen bisa dimungkinkan dengan cost yang tidak mahal. Kemudian juga kalau dia diusung oleh partai atau gabungan partai, bagaimana caranya supaya memungkinkan tidak hanya orang-orang yang berduit, tapi yang tidak berduit sekalipun namun memiliki kompetensi dan elektabilitas bisa ikut juga dalam kontestasi," ucapnya. 

Cecep juga bilang, Pilkada di Subang masih berorientasi kepada figur yang akan diusung dan partai yang mengusung, bukan kepada gagasan yang dibawa oleh figur dalam permasalahan pokok di Subang. 

"Menurut saya di Subang itu orientasinya jangan dulu ke figur, harusnya orientasinya kepada masalah pokok apa yang ada di Subang, misalkan kesenjangan wilayah utara dan selatan, soal lapangan pekerjaan dan pengangguran, soal fasilitas kesehatan dan pendidikan, serta hal lainnya, setelah itu baru dicari figur yang bisa mengurai semua itu siapa," ucapnya. 

Sejauh ini, dirinya melihat kontestasi Pilkada di Subang cukup menarik. Akan tetapi dominasi partai-partai besar dalam mengusung calonnya menjadi sorotannya. 

"Selama ini kontestasinya menarik juga, tapi biasanya hanya partai-partai yang punya suara besar saja yang dominan, padahal bisa jadi figur-figur ada juga yang diusung oleh partai menengah dan kecil, kalau mereka berkoalisi bisa saja sebagai calon alternatif," ucapnya.

Meskipun demikian, ia menegaskan hal yang terpenting dalam Pilkada di Subang adalah gagasan dalam memecahkan masalah pokok yang ada d Subang oleh figur yang akan dicalonkan. 

"Namun, terlepas dari hal tersebut saya sebenarnya lebih problem based Subang dulu apa, kemudian dicari sosok yang mumpuni siapa, baru dukungan partai, jangan dibalik. Lihat saja Subang dalam 5-10 tahun ke belakang sudah seberapa banyak kemajuannya, apakah signifikan tidak?" ucapnya.(fsh/ysp) 

Berita Terkait
Terkini Lainnya

Lihat Semua