News

Persoalan Pupuk Subsidi Ancam Lumbung Padi di Karawang

KARAWANG-Kendati Karawang dikenal sebagai lumbung padi, namun persoalan pupuk subsidi masih dirasakan petani di wilayah Utara. Seperti halnya Desa Rengasdengklok Utara Kecamatan Rengasdengklok mengeluh terkait kelangkaan dan sulitnya mendapatkan pupuk urea dan pupuk subsidi.

Ida (47), petani di Desa Rengasdengklok mengungkapkan, kalau sudah masa musim tanam padi, seharusnya pemerintah lebih bijak dan peka untuk membantu serta memudahkan persediaan pupuk.

“Pasalnya, dari tahun ke tahun yang dikeluhkan para petani adalah soal pupuk urea subsidi. Biasanya petani bisa membeli pupuk urea 3 kwintal per hektar, sekarang dikurangi hanya dapat 1,5 kwintal untuk sawah seluas satu hektar,” ujarnya.

Ida menambahkan, untuk memenuhi standar kebutuhan hasil sawah yang memuaskan, harus membeli pupuk urea yang 1,5 kwintal. Menurutnya, tidak semudah itu untuk mencari pupuk yang dianggap kurang. 

“Bagi para petani yang mempunyai Kartu Tani sama juga dengan bohong. Pasalnya, petani mau beli pupuk urea non subsidi juga gak ada alias langka. Sedangkan bagi para petani jangan kan hasil panen, harga padi mahal mahal saja petani tidak untung. Sebaliknya hasil panen padi rusak dimakan hama sampai merugi puluhan juta,” jelasnya.

Ida menambahkan, petani tidak akan kapok untuk menanam padi, itu gak ada rumusnya. “Harapan kami ketua kelompok tani dan petani agar pemerintah bijak dan peka terhadap persoalan petani yang saat ini dirasakan," katanya.

Ditempat terpisah, Sarbinih (60) mengungkapkan sering ada kejadian petani tidak bisa tanam padi karena tidak dapat pupuk urea subsidi. “Berawal dari itu, yang menjadi persoalan disini banyak sawah yang dikontrakan. Ketika yang ngontrak waktunya habis, otomatis pengontrak yang baru tidak punya kartu tani. Yang menjadi Inti dari ujung-ujungnya sawah gak bisa digarap menanam padi oleh pemiliknya,” pungkasnya.(use/ery) 

Berita Terkait
Terkini Lainnya

Lihat Semua