PASUNDAN EKSPRES - Fenomena pemanasan global telah diidentifikasi sebagai indikator potensial yang mengancam keberlangsungan kehidupan di Bumi, dan implikasinya telah mulai terlihat di daerah hutan melalui analisis daun.
Hutan dianggap sebagai paru-paru Bumi, karena proses fotosintesis yang dijalankan oleh pohonnya menyerap karbon dioksida dan menghasilkan oksigen.
BACA JUGA:Asal Muasal Air Zamzam, Alasan Geografis Kenapa Tak Habis-Habis!
Namun, penelitian yang dilakukan oleh Gregory Goldsmith dari Chapman University di California bersama timnya mengungkapkan bahwa sejumlah bagian dari hutan tropis telah mendekati batas temperatur yang dapat mengganggu proses fotosintesis.
Studi tersebut menunjukkan bahwa daun-daun di hutan tropis pada waktu dan lokasi tertentu telah mencapai suhu yang kritis, menghentikan proses fotosintesis.
Meskipun pohon-pohon di hutan tropis memiliki toleransi terhadap suhu hingga 46,7 derajat Celcius, kemampuan ini bervariasi tergantung pada populasi hutan, jumlah daun di pohon, dan kanopi.
Tim dari Northern Arizona University menggunakan data suhu permukaan Bumi dari ECOSTRESS NASA untuk menentukan daerah-daerah di hutan tropis yang mengalami suhu ekstrem yang menghambat proses fotosintesis.
Seperti yang dikutip dari CNBC Indonesia pada Minggu 31 Maret 2024, dari analisis data yang dilakukan pada periode 2018-2020, disimpulkan bahwa suhu di kanopi hutan mencapai puncaknya pada musim kering, meskipun beberapa daun mencapai suhu di atas 40 derajat Celcius.
Sebagian kecil daun bahkan melampaui batas suhu kritis, yaitu 46,7 derajat Celcius, setidaknya sekali selama musim kering.
Efek dari suhu ekstrem ini dapat berdampak buruk pada fisiologi daun dan dapat dianggap sebagai peristiwa luar biasa dengan probabilitas rendah.
Penutupan stomata oleh pohon sebagai respons terhadap suhu tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada daun karena menghambat proses transpirasi yang dapat membantu pendinginan.
Kondisi ini dapat lebih diperparah selama periode kekeringan.
Meskipun demikian, pemahaman ilmiah tentang dampak panas dan kekeringan terhadap tanaman masih terbatas.
Tim peneliti telah menggunakan data yang tersedia untuk melakukan simulasi guna memahami bagaimana hutan tropis merespons peningkatan suhu dan kekeringan yang semakin sering terjadi.
Simulasi tersebut memperkirakan bahwa sebagian kecil kanopi hutan dapat menghentikan proses fotosintesis dalam waktu yang akan datang akibat pemanasan global.
Namun, perlu dicatat bahwa estimasi ini bersifat probabilistik dan dampak yang sebenarnya dapat terjadi pada suhu yang berbeda.
BACA JUGA:Ahli Menegaskan Kabar Viral tentang Kegelapan Bumi Selama 3 Hari Mulai 8 April sebagai Hoaks
Oleh karena itu, langkah-langkah untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan mencegah deforestasi menjadi sangat penting dalam melindungi hutan tropis dari dampak pemanasan global yang lebih lanjut.
(hil/hil)