SUBANG-Keteguhan hati dan semangat pantang menyerah adalah dua hal yang menggambarkan sosok AIPDA Kendi Rusmayandi, S.H. Pria berusia 41 tahun ini telah mengabdi sebagai anggota kepolisian selama 22 tahun, menjalani berbagai lika-liku dalam perjalanan kariernya sebelum mencapai titik seperti sekarang.
Siapa sangka, sebelum menjadi seorang aparat penegak hukum, Kendi hanyalah seorang pekerja pabrik. Namun, sebuah momen di masa lalu mengubah jalan hidupnya. "Saat itu, jam pulang kerja, saya melihat rombongan TNI AD sedang latihan. Nah, di momen itulah saya ingin menjadi seorang prajurit TNI," kenang Kendi saat ditemui Pasundan Ekspres, Rabu (29/1).
Terpukau oleh kedisiplinan dan ketangguhan prajurit TNI, Kendi pun bertekad mengikuti jejak mereka. Namun, takdir berkata lain. Ia gagal dalam seleksi masuk TNI AD. Alih-alih patah semangat, Kendi memilih jalur lain yang masih sejalan dengan cita-citanya: menjadi seorang polisi.
Tak hanya sekali, Kendi harus mencoba hingga tiga kali sebelum akhirnya diterima di institusi kepolisian pada tahun 2003. Kini, sebagai Danru III Unit Gakkum Satlantas Polres Subang, ia mengabdikan dirinya sepenuh hati demi menjaga ketertiban lalu lintas dan keamanan masyarakat.
Mengawali tugasnya di Sabhara (Samapta) Polres Subang, Kendi kemudian dipercaya bertugas di Unit Reskrim Polsek Binong. Setelah itu, ia kembali ke Polres Subang sebagai Kepala Unit I Satnarkoba.
Salah satu momen yang paling berkesan bagi Kendi adalah ketika ia bersama timnya berhasil mengungkap penyalahgunaan narkotika jenis ganja seberat 2 kuintal pada tahun 2014. "Pengungkapan ganja seberat 2 kuintal ini merupakan hasil kerja keras kami dalam melakukan pengembangan dari awalnya hanya penangkapan pelaku yang menyimpan dua linting ganja di dalam bungkus rokok," ungkapnya dengan penuh kebanggaan.
Tak berhenti di dunia narkotika, pada tahun 2020, Kendi berpindah tugas ke Unit Laka Lantas Polres Subang sebagai Komandan Regu. Di sini, ia menghadapi tantangan baru, mulai dari pengaturan lalu lintas hingga penyelidikan kecelakaan.
Di balik tugasnya yang penuh tekanan, Kendi memiliki keprihatinan mendalam terhadap keselamatan berkendara di Kabupaten Subang. Ia menyoroti bahwa kecelakaan di daerah tersebut didominasi oleh faktor kesalahan manusia (human error), selain juga dipengaruhi oleh kondisi kendaraan yang kurang layak. "Kecelakaan di Kabupaten Subang didominasi oleh human error, selain juga disebabkan oleh kelayakan kendaraan," ujarnya.
Jalur di Kabupaten Subang yang banyak tikungan tajam, turunan, dan tanjakan menjadi faktor risiko tinggi bagi pengendara. Oleh karena itu, Kendi berharap masyarakat lebih sadar akan pentingnya keselamatan berlalu lintas atau Kamseltibcarlantas.
Di luar tugasnya sebagai polisi, pria yang hobi bersepeda ini tetap rendah hati dan mudah bergaul. Tak heran jika ia dikenal sebagai sosok yang setia kawan dan memiliki totalitas tinggi dalam bekerja.
Perjalanan hidup AIPDA Kendi Rusmayandi adalah bukti bahwa kegagalan bukanlah akhir dari segalanya. Dengan tekad kuat, ia berhasil mencapai impiannya dan menjadi sosok yang menginspirasi banyak orang. Dari buruh pabrik hingga menjadi polisi yang berdedikasi, kisahnya mengajarkan bahwa ketekunan dan semangat juang adalah kunci utama dalam meraih kesuksesan.(hdi/sep)