KK Ekologi ITB Latih Guru Biologi di Subang, Tingkatkan Pemahaman Lewat Praktik Lapangan dan Teknologi AI

Tim KK Ekologi SITH ITB saat menyampaikan materi peningkatan pemahaman ekologi dan keanekaragaman hayati kepada para guru Biologi SMA se-Kabupaten Subang, di SMAN 1 Subang, Kamis (24/7/2025).
SUBANG — Kelompok Keilmuan Ekologi, Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH) Institut Teknologi Bandung (ITB) menggelar kegiatan pengabdian masyarakat bertema “Peningkatan Pemahaman Ekologi dan Keanekaragaman Hayati bagi Guru Biologi SMA” di SMAN 1 Subang.
Kegiatan ini diikuti oleh sekitar 30 guru Biologi SMA se-Kabupaten Subang tersebut, bertujuan meningkatkan kompetensi guru Biologi dalam memahami dan mengajarkan konsep-konsep ekologi serta pelestarian keanekaragaman hayati di sekolah, dengan pendekatan teori dan praktik lapangan.
“Guru adalah ujung tombak pendidikan. Karena itu, penting bagi guru Biologi memahami metode ekologi terkini yang bisa langsung diterapkan dalam pembelajaran di sekolah,” kata Dr. Ardhiani Kurnia Hidayanti, Ketua Panitia kegiatan.
Selain sesi kelas, kegiatan juga mencakup field work di sekitar lingkungan SMAN 1 Subang. Para peserta belajar metode pencuplikan fauna tanah menggunakan pitfall trap, dengan bahan sederhana seperti gelas plastik dan sumpit.
BACA JUGA: Rekomendasi Tempat Makan di Ciater Subang, 5 Lokasi Kuliner yang Wajib Dicoba
“Metode ini sangat aplikatif untuk kegiatan belajar di sekolah,” ucapnya.
Ketua Kelompok Keilmuan Ekologi SITH ITB, Prof. Dr. Tati Suryati Syamsudin, menyampaikan bahwa Biologi tidak cukup dipelajari di kelas dan laboratorium saja, tetapi perlu observasi langsung ke lapangan.
“Banyak buku Biologi bersumber dari wilayah beriklim empat musim. Padahal, Indonesia memiliki kekayaan hayati yang luar biasa dan harus dieksplorasi dalam konteks lokal,” ujarnya.
Salah satu metode modern yang dikenalkan adalah penggunaan software MaxEnt (Maximum Entropy) untuk memodelkan distribusi spesies berdasarkan data spasial dan lingkungan. Peserta juga langsung mempraktikkan penggunaan MaxEnt menggunakan laptop masing-masing.
“Pemodelan menggunakan MaxEnt mudah dilakukan karena tersedia contoh data dan panduan. Yang penting, laptop sudah terinstal Java,” kata salah satu peserta pelatihan, Anisa Kirana Dini Ary, S.Pd., guru Biologi dari SMAIT As-Syifa Boarding School.
Ketua MGMP Biologi Subang Dadang Rosada yang menekankan pentingnya penguasaan teknologi, AI, dan deep learning dalam dunia pendidikan Biologi saat ini.
“Guru Biologi kini dituntut mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan pendekatan pembelajaran modern,” tegas Dadang.(znl)