SUBANG-Dalam rangka mewujudkan masyarakat Lanjut Usia (lansia) bebas dari penyakit Demensia, tiga Dosen Politeknik Negeri Subang (POLSUB) memberikan pelatihan kepada para kader di Unit Pelaksana Teknis Daerah Pusat Kesehatan Masyarakat (UPTD Puskesmas) Rawalele, Kabupaten Subang.
Pihaknya melatih 15 Kader Puskesmas untuk bisa menggunakan alat untuk memeriksa penyakit-penyakit yang biasa dialami oleh Lansia yaitu, tekanan darah, gula darah, kolesterol, dan asam urat.
Para kader yang tergabung dalam Simpatisan Kader Berdaya (SI KAYA) tersebut dimaksudkan untuk membantu Puskesmas Rawalele dalam mengelola penyakit Diabetes, Asam Urat, Hipertensi, dan Kolesterol Tinggi (DARA SI LESTI) pada lansia.
Para Kader ini akan bertugas melakukan pemeriksaan kesehatan gratis setiap bulan pada saat jadwal kegiatan Posyandu, data pemeriksaan yang diperoleh dilaporkan langsung kepada petugas kesehatan lansia Puskesmas Rawalele.
Kegiatan yang merupakan program Pemberdayaan Berbasis Masyarakat, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek dan POLSUB ini bertujuan untuk membekali para kader supaya bisa terampil dalam menggunakan alat-alat Kesehatan seperti Tensi Meter Digital untuk mengukur tekanan darah dan juga Easy Touch GCU untuk melakukan pemeriksaan kadar gula darah, kolesterol, dan asam urat sekaligus.
Menurut Novian Mahayu Adiutama selaku koordinator kegiatan Pemberdayaan Berbasis Masyarakat POLSUB, menjelaskan bahwa pemeriksaan menggunakan alat digital untuk mengecek diabetes, asam urat, hipertensi, dan kolesterol tinggi bisa dilakukan oleh siapa saja, termasuk kader dari Puskesmas. "Berkat transformasi teknologi era modern ini telah banyak diciptakan alat cek kesehatan berbasis digital yang dapat dengan mudah dioperasikan oleh orang awam, contohnya tensimeter digital untuk pemerikasaan tekanan darah dan beberapa device yang bersifat otomatis untuk memeriksa kadar gula darah, kolesterol, hingga asam urat," ungkap Dosen Prgram Studi D-III Keperawatan tersebut.
Senada dengan Novian, Wardah Fauziah juga mengatakan bahwa berdasarkan hasil diskusi dengan Puskesmas, beberapa kader masih belum berani menggunakan alat-alat digital tersebut. Sehingga, dengan adanya pelatihan tersebut bisa membekali para kader untuk memantau kesehatan para Lansia binaan UPTD Puskesmas Rawalele dan juga meningkatkan level keberdayaan Puskesmas dalam memantau dan mengelola penyakit kronis lansia. "Dengan terpantaunya status kesehatan lansia secara rutin melalui kader SI KAYA, Puskesmas akan lebih mudah untuk memberikan pencegahan sehingga penyakit tersebut tidak sampai mengganggu atau menurunkan kualitas hidup lansia di wilayah kerjanya. Dengan begitu, Puskesmas akan bisa mencapai angka derajat kesehatan lansia yang telah ditargetkan oleh pemerintah," kata Dosen yang juga menjabat sebagai Ketua Jurusan Kesehatan tersebut.
Selain itu, Pembentukan kader SI KAYA ini juga merupakan wujud dari upaya Politeknik Negeri Subang dalam mencapai Indikator Kinerja Utama (IKU) yang ditatapkan oleh Kemendikbudristek. SI KAYA dapat dimanfaatkan oleh Puskesmas dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat.
Kemudian Nurizzi Rifqi Ferdian mengungkapkan bahwa kegiatan tersebut merupakan wujud nyata bahwa dosen mempunyai kegiatan di luar kampus dan hasil kerja dosen dapat digunakan oleh masyarakat. Selain itu, kegiatan ini juga melibatkan beberapa mahasiswa sebagai upaya dalam menyukseskan Merdeka Belajar Kampus Merdeka. "Dalam kegiatan ini mahasiswa juga berperan untuk membantu mengumpulkan materi kegiatan pengabdian dan membantu untuk menjadi fasilitator pelatihan. Sehingga, melalui Pemberdayaan Berbasis Masyarakat tersebut, mahasiswa dapat mencapai target pembelajaran di luar kampus," pungkasnya.(znl/sep)