PURWAKARTA-Universitas Islam DR. K.H. E.Z. Muttaqien atau disingkat Unismu Purwakarta memaknai hari jadinya yang pertama dengan menggelar Webinar Internasional pada Sabtu (11/1) lalu.
Berpusat di Kampus Unismu Jl. K.K. Singawinata, Kelurahan Nagri Kidul, Kecamatan/Kabupaten Purwakarta, Webinar Internasional dengan tema "The Role Artificial Intelligence Based On The Perspective Of Religion Technology and Economy Business" tersebut menghadirkan tiga narasumber.
Ketiganya adalah Prof. Dr. Sanusi Uwes, M.Pd., Rektor Unismu dan menjadi keynote speaker pada webinar tersebut. Prof. Uwes menyampaikan materi tentang "Artificial Intelligence (AI) dalam Perspektif Islam".
Kemudian, Dr. Rowland Seyram Koku Dabi, Post Doctoral Programme Virginia Commonwealth University, Virginia, USA yang membahas materi tentang Artificial Intelligence in Business. Adapun narasumber ketiga adalah Dr. Raymond Akantege Kumasi Technical University, Ashanti Region, Ghana.
Dalam paparannya, Prof Uwes menyebutkan, AI merupakan seperangkat teknologi yang memungkinkan komputer melakukan berbagai fungsi tingkat lanjut.
Termasuk di antaranya kemampuan melihat, memahami dan menerjemahkan bahasa tulisan dan perkataan, menganalisis data, membuat rekomendasi dan banyak lagi.
"Sebagai alat, maka manfaat mudaratnya akan sangat tergantung pada niat si pemakai," kata Prof Uwes saat dikonfirmasi, Senin (13/1).
Ia menjelaskan, saat ini muncul aplikasi ajaib serbabisa bertenagakan Al yang disebut ChatGPT. Aplikasi ini merevolusi kehidupan manusia di berbagai bidang dari masalah A sampai Z, dari urusan resep makanan sampai teori politik tinggi atau informasi kebenaran agama yang cukup rumit.
"Dengan Al akan terjadi siswa malas berpikir lebih baik hasil ujiannya dibanding siswa yang rajin berpikir tanpa Al. hal ini akan mengurangi tingkat ketercapaian tujuan pendidikan, yakni untuk mencerdaskan kehidupan bangsa," ujarnya.
Akan tetapi, lanjutnya, dengan AI siswa dan mahasiswa yang rajin membaca dan berpikir akan mampu membuat loncatan-loncatan berpikir untuk mengoreksi atau malah membuat teori baru.
"Implikasi praktisnya dalam dunia pendidikan adalah membatasi penggunaan gadget saat ujian. Berbeda halnya bila saat belajar, berdiskusi atau seminar," ucap Prof Uwes.
Sementara itu, Ketua Panitia Webinar Internasional yang juga Wakil Rektor I, Dr. Manpan Drajat menyebutkan, Webinar Internasional ini digelar dalam rangka HUT Ke-1 Unismu.
"Webinar ini diikuti lebih dari 500 peserta dari dalam dan luar negeri. Di antaranya ada yang berasal dari beberapa negara di Asia, Eropa, Afrika dan Amerika," kata Prof Uwes.(add)