PURWAKARTA-Menteri Lingkungan Hidup (LH)/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH), Dr. Hanif Faisol Nurofiq menyebutkan, pondok pesantren memiliki peran besar dalam membentuk karakter santri yang berwawasan lingkungan.
Hal tersebut disampaikan Hanif saat membuka acara "Asta Pesantren: Gerakan Gaya Hidup Sadar Sampah di Lingkungan Pondok Pesantren" yang dipusatkan di Pondok Pesantren Al Muhajirin 3, Kabupaten Purwakarta, Sabtu (8/3).
Kegiatan yang digelar dalam rangka Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2025 ini juga dilaksanakan serentak di tujuh pondok pesantren lainnya di berbagai daerah di Indonesia.
Ketujunya adalah, Pondok Pesantren Nur El Falah, Kabupaten Serang, Banten, Pondok Pesantren Eco Daaruttauhid, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat dan Pondok Pesantren Assalam, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah.
Kemudian, Pondok Pesantren Al Munawwir, Kabupaten Bantul, DIY, Pondok Pesantren Nurul Hidayah, Kota Probolinggo, Jawa Timur, Pondok Pesantren Islamic Center Al Hidayah, Kabupaten Kampar, Riau dan Pondok Pesantren Darunnajah, Kabupaten Lampung Timur, Lampung.
Hanif menegaskan, pengelolaan sampah yang baik merupakan bagian dari tanggung jawab sebagai khalifah di bumi, sebagaimana diamanatkan dalam Alquran.
Ia juga mengingatkan bahwa kebersihan adalah bagian dari iman, sehingga sudah menjadi kewajiban bagi setiap individu untuk menjaga kebersihan dan melestarikan lingkungan.
"Kami berharap pesantren dapat menjadi percontohan dalam pengelolaan sampah yang efektif, sehingga tidak ada lagi sampah yang berakhir di Tempat Pemrosesan Akhir atau TPA,” kata Hanif.
Dirinya mengingatkan, peringatan HPSN 2025 bukan hanya sekadar seremoni, tetapi juga menjadi refleksi terhadap dampak buruk pengelolaan sampah yang tidak terkendali.
"Tragedi longsor TPA Leuwigajah pada 2005, yang menewaskan 157 orang, menjadi peringatan agar kejadian serupa tidak terulang," ujarnya.
Menurut data KLH/BPLH, pada 2023, total timbulan sampah nasional mencapai 56,63 juta ton, sementara tingkat pengelolaan sampah baru mencapai 39 persen dari target 100 persen pada 2025.
Hal ini menunjukkan masih banyak sampah yang tidak terkelola dengan baik dan berisiko mencemari lingkungan.
Sebagai bagian dari gerakan ini, pesantren didorong untuk mengadopsi pola hidup yang lebih ramah lingkungan dengan menerapkan beberapa langkah konkret.
Langkah pertama, mengurangi sampah dengan menghindari penggunaan produk sekali pakai seperti kantong plastik, sedotan dan styrofoam.
Kemudian, belanja tanpa kemasan dengan membawa wadah sendiri saat membeli makanan atau barang kebutuhan.
Selanjutnya, mengelola sisa makanan dengan metode kompos atau pakan maggot BSF dan mendirikan bank sampah sebagai pusat pengelolaan sampah dan pemberdayaan ekonomi.
"Jika setiap santri menghasilkan 0,5 kilogram sampah per hari, maka di Al-Muhajirin saja akan ada 3.500 kilogram (3,5 ton) sampah per hari, angka ini cukup besar," ucap Hanif.
Dirinya berharap pesantren dapat menjadi contoh bagi masyarakat luas dalam menerapkan gaya hidup sadar sampah.
"Dengan komitmen bersama, kita bisa mewujudkan pesantren yang bersih, nyaman, dan berwawasan lingkungan," kata Hanif.
Dalam kesempatan tersebut, Hanif juga berdialog secara virtual dengan tujuh pesantren lainnya, di mana masing-masing pesantren menyampaikan aksi kolaborasi dan program pengelolaan sampah yang telah diterapkan.
Sebagai bentuk keseriusan dalam menjalankan gerakan ini, seluruh pesantren yang berpartisipasi melakukan Deklarasi Kader
Sadar Sampah berisi komitmen mengelola sampah secara tuntas dan menerapkan pola hidup ramah lingkungan.
Pada kesempatan yang sama, Hanif juga memberikan bantuan operasional berupa wakaf Alquran bagi para santri dan peralatan kebersihan, termasuk tempat sampah terpilah dan perlengkapan untuk Kader Sadar Sampah.
"Kegiatan ini diharapkan menjadi awal dari gerakan yang lebih luas untuk menjadikan pondok pesantren sebagai pusat perubahan dalam membangun budaya sadar sampah di Indonesia," ujarnya.
"Dengan semangat kebersamaan, kesadaran dan kepedulian, Indonesia dapat mewujudkan lingkungan yang lebih bersih dan sehat bagi generasi mendatang," ucap Hanif.(add)