Daerah

Cabup Purwakarta, Yadi Rusmayadi Dengar Curhatan Emak-emak Yang Terjerat Bank Emok

Yadi Rusmayadi
Calon Bupati Purwakarta Yadi Rusmayadi menyapa warga di Kampung Krajan, Kelurahan Tegal Munjul, Purwakarta.(Adam Sumarto/Pasundan Ekspres)

PURWAKARTA-Calon Bupati Purwakarta Yadi Rusmayadi mendengarkan curhatan emak-emak yang terjerat bank emok hingga membuat keluarganya sengsara.

Hal itu terungkap saat Aa Yadi, panggilan akrabnya, bersilaturahmi dengan masyarakat di Kampung Krajan, Kelurahan Tegal Munjul, Purwakarta, Selasa (10/9) sore.

Cerita itu berawal saat Calon Bupati Purwakarta yang berpasangan dengan Calon Wakil Bupati Pipin Sopian ini, menanyakan kondisi ekonomi warga. "Ibu ibu di sini bagaimana? Banyak utangnya gak?," kata Yadi mengawali sesi tanya jawab dengan warga.

Sontak, ratusan warga yang didominasi kaum emak-emak itu menjawab kompak. "Banyak pak. Kami terjerat bank emok," ujar salah seorang emak-emak yang diiyakan beberapa emak-emak lainnya.

Yadi pun mahfum dengan adanya kondisi seperti itu di masyarakat. Pasalnya, kata dia, pemerintah daerah tidak bisa hadir saat ekonomi warganya sedang tidak baik-baik saja.

Karena itu pula, Aa Yadi bertekad menyiapkan regulasi atau program kebijakan untuk memutus mata rantai peredaran bank emok. Yakni, melalui penguatan ekonomi masyarakat, salah satunya gencar membangun Koperasi Unit Desa (KUD). 

"Kami juga akan membangun pusat ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Salah satunya hasil pertanian dan perkebunan tidak usah di jual ke luar desa, tetapi dikelola untuk kebutuhan masyarakat di desa tersebut," ujar dia.

Selain itu, pasangan Yakin alias Yadi - Kang Pipin ini akan menggaungkan narasi "Purwakarta Sae". "Sae Desana, Sae Kotana, Sae Rahayatna," 

"Bila kami diamanati Allah SWT memimpin Purwakarta, tugas pemerintah daerah memayungi segala kebutuhan masyarakat. Ketersediaan sembako murah, infrastruktur jalan bagus, akses pendidikan dan kesehatan serta kemudahan bekerja bagi warga pribumi," ucapnya.

Kembali ke persoalan bank emok dan sulitnya meraih kesempatan bekerja untuk warga Purwakarta, Yadi mengaku miris dan ironis. 

"Saya bisa membayangkan ibu ibu terlibat bank emok mungkin saja untuk biaya agar anaknya bisa bekerja di sektor industri. Kemudian jadi runyam, uang sudah digunakan untuk biaya masuk kerja namun anak tak kunjung dapat panggilan kerja," ucapnya.

Dirinya pun bertekad kondisi inilah yang nantinya akan dibenahi pasangan Yakin. "Kan ironis kota industri namun tidak ada kesempatan bekerja bagi warganya. Nanti, kami menargetkan 70 persen warga Purwakarta harus bisa bekerja disektor industri," katanya tegas.(add)

Berita Terkait
Terkini Lainnya

Lihat Semua