SUBANG-Yayasan Assyifa Al-Khoeriyyah memberikan klarifikasi terkait aksi viral di media sosial seorang pria bernama Junaidi yang mengatakan anaknya di Rudapaksa dan dinikahkan tanpa dirinya sebagai wali nikah.
Klarifikasi disampaikan dalam konferensi pers di Aula Gedung Humas Yayasan Assyifa Jalancagak, Sabtu (21/12/2024).
Sekretaris Yayasan Assyifa, Abdurahim Casim, M.Pd menyampaikan, permasalahan yang diangkat Junaidi sama sekali tidak ada hubungannya dengan Yayasan Assyifa.
Ia menjelaskan kasus ini merupakan masalah keluarga antara Junaidi, Nanang, dan Teti, tanpa keterkaitan dengan yayasan.
"Ini adalah kasus antara mertua (Junaidi) dan menantu (Nanang). Pak Nanang dituduh melakukan tindakan yang tidak pantas terhadap istrinya, Teti, sebelum pernikahan mereka. Namun, kini Pak Nanang dan Teti telah menikah, dikaruniai dua anak, dan hidup bahagia," ujar Casim.
Ia melanjutkan, pada tahun 2011, Junaidi bekerja di bagian pertanian Yayasan Assyifa di Wanareja. Saat itu, wilayah tersebut belum memiliki pondok pesantren atau unit pendidikan lainnya.
Oleh karena itu, Carsim menegaskan bahwa kasus ini tidak ada kaitannya dengan santri, guru, atau sistem pendidikan di Assyifa.
Menurut Casim, saat Nanang berniat menikahi Teti, Junaidi memberikan izin dengan syarat Nanang harus keluar dari yayasan. Pernikahan tersebut berlangsung di luar yayasan, sehingga yayasan tidak terlibat dalam proses atau permasalahan keluarga mereka.
Casim juga mengungkapkan bahwa Junaidi sering mendatangi Yayasan Assyifa dengan membawa pengacara yang berganti-ganti.
"Beberapa pengacara yang mendampingi Pak Junaidi, setelah mendengar ceritanya, justru menyalahkan Junaidi. Mereka menilai bahwa masalah ini adalah persoalan keluarga dan tidak ada hubungannya dengan yayasan," tambahnya.
Casim juga menegaskan, Junaidi pernah meminta Nanang untuk melakukan pernikahan ulang. Hal ini didasarkan pada klaim bahwa pernikahan mereka sebelumnya tidak sah karena wali nikah, yakni Junaidi, tidak terlibat langsung. Namun, pernikahan itu dilakukan di luar yayasan dan tidak terkait dengan kegiatan di Assyifa.
"Kami tegaskan sekali lagi, masalah ini tidak ada kaitannya dengan Yayasan Assyifa Al-Khoeriyyah, apalagi dengan sistem pendidikan pondok pesantren di yayasan ini. Ini murni persoalan keluarga," jelas Carsim.
Ia juga menambahkan, Yayasan Assyifa belum mengetahui motif Junaidi membawa-bawa nama yayasan dalam isu ini. Namun, ia memastikan bahwa yayasan akan terus menjaga integritas dan reputasi yang selama ini telah dibangun.
Kasus ini memicu berbagai reaksi di media sosial, terutama di Twitter. Banyak pihak yang merasa nama Yayasan Assyifa telah dicemarkan secara tidak adil. Carsim berharap klarifikasi ini dapat meluruskan kesalahpahaman yang terjadi.
"Yayasan Assyifa memiliki komitmen tinggi dalam memberikan pendidikan berkualitas dan membangun karakter generasi muda. Kami tidak ingin isu yang tidak terkait ini mencoreng nama baik yayasan," tutupnya.(hdi/ysp)