Daerah

Ketua KTNA Beberkan Masalah Pertanian di Subang

Ketua KTNA

SUBANG-Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Jawa Barat H. Otong Wiranata SP MM merespon beberapa permasalahan pertanian yang saat ini dihadapi oleh Kabupaten Subang. Ia mengaku heran masyarakat Kabupaten Subang sampai harus membeli beras dengan harga mahal padahal produksinya melimpah. 

"Di kita itu karena hamparannya luas panennya sekaligus. Jadi 84 ribu hektar pada saat musim panen itu satu bulan habis, kalau diserap oleh penggilingan-penggilingan lokal itu tidak mungkin bisa terserap. Bulog saja berdasarkan dari Dinas Pertanian hanya bisa menyerap 10 sampai 15 persen itu dari penggilingan yang besar. Apalagi penggilingan-penggilingan kita, paling kuat 100 sampai 200 ton sehingga banyak keluar," ucapnya usaia acara kolaborasi ketahanan pangan dari hulu ke hilir yang digelar Kadin, beberapa waktu lalu.

Ia berharap, setelah kegiatan tersebut dapat terjalin kolaborasi dari segala pihak untuk bisa menyerap padi hasil panen di Kabupaten Subang. 

"Dengan adanya ini kita berharap nanti ada kegiatan yang bisa mengkolaborasikan semua pihak untuk mampu menyerap padi hasil panen di Kabupaten Subang,” ucapnya. 

Menurutnya, untuk dapat melakukan hal tersebut sebenarnya memungkinkan karena perangkat-perangkat yang dibutuhkan sudah tersedia. 

"Karena sebenarnya perangkatnya bisa, misalkan penggilingan-penggilingan itu gudangnya didaftarkan yang terstandarisasi resi gudang, sehingga nanti bjb bisa mengeluarkan dana hanya 0,5 persen, 6 persen per tahun. Itu dangan mungkin," ucapnya.

Otong juga menjelaskan soal permasalahan kelangkaan pupuk yang dirasakan oleh petani di Subang. Dirinya mengatakan hal tersebut dikarenakan masih ada petani yang belum terdaftar di Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) untuk dapat bisa membeli pupuk. 

"Pupuk itu kan bukan kebijakan lokal, tapi kebijakan nasional. Mungkin teman-teman banyak menerima keluhan petani soal kelangkaan pupuk. Jadi kemarin Kementerian Pertanian yang kepanjangan tangan dari Kementrian Keuangan itu menambah alokasi pupuk, namun keluhan seperti tadi mungkin masih muncuk dilapangan dikarenakan dasarnya tidak hanya harus membawa KTP, tetapi juga harus terdaftar," ucapnya. 

Berangkat dari sana, KTNA akan mengajukan ke Pusat Data dan Informasi Pertanian untuk melakukan perbaikan data.

"Maka dari itu, kita mengajukan ke Pusat Data dan Informasi Pertanian itu dibuka supaya data itu diperbaiki. Jadi awalnya adalah dari data perencanaan yang harusnya bisa diupdate, sehingga semua petani yang ada di Subang bisa terdaftar dengan baik di RDKK tersebut," ucapnya. 

Ia juga memastikan untuk pasokan jumlah pupuk yang ada saat ini berlebih setelah adanya penambahan. 

Selain itu, Otong juga merespon mengenai kekhawatiran adanya alih fungsi sawah yang diatur dalam Perda RTRW yang saat ini sedang digarap. 

"Itu yang kita khawatirkan, walaupun sebetulnya produksi di Kabupaten Subang itu surplus tetap jika produksinya menurun secara nasional nanti juga menurun. Jadi harus bijak untuk hal ini, harus betul-betul bisa melihat mana yang bisa dialihfungsikan dan mana yang tidak," ucapnya.(fsh/ysp) 

 

Berita Terkait
Terkini Lainnya

Lihat Semua