PURWAKARTA-Kang Dedi Mulyadi (KDM) mensimulasikan program makan siang gratis menggunakan uang pribadinya di SDN Ciwangi, Kecamatan Bungursari, Kabupaten Purwakarta, Senin (4/3).
Pada simulasi ini KDM membuat dua pola. Pertama, makan siang gratis yang dikoordinir dan dibuatkan oleh Forum Orang Tua Siswa (Fortusis). Pola kedua, memberikan uang kepada orang tua siswa. Nilai uangnya sama, Rp15 ribu per siswa. Hasilnya, makan siang yang dibuatkan Fortusis semuanya seragam dengan menu nasi, ayam teriyaki (filet), tumis dan satu buah jeruk. Sementara yang dibuatkan langsung oleh orang tua siswa menunya beragam.
Terkait hal ini, pihak sekolah menilai bahwa program tersebut merupakan kegiatan positif untuk para siswa di sekolah. "Alhamdulillah simulasi makan gratis yang diinisiasi Kang Dedi berjalan dengan baik. Mudah-mudahan, program yang diusung Pak Prabowo ini bisa berjalan dengan lancar," kata Kepala SDN Ciwangi Totoh Fatonah kepada wartawan.
Meski begitu, Totoh beraharap program makan gratis tidak menggunakan dana bantuan operasional sekolah (BOS) yang sudah ada. "Akan tetapi, bila nanti ada penambahan khusus yang dimasukkan ke bagian dana BOS itu tak apa," ujarnya.
Karena bila dipaksakan, lanjutnya, akan ada program siswa yang dikorbankan. Pasalnya, kata dia, dana bos itu kan untuk operasional. "Lain halnya kalau ada anggaran khusus dan ditambahkan ke dalam dana BOS, nanti tinggal pihak sekolah yang mengelola," ucapnya.
Diketahui, pada simulasi tersebut KDM memberikan subsidi selama satu pekan ke depan untuk seluruh siswa di SDN Ciwangi yang berjumlah 579 anak. Setiap anak mendapatkan subsidi sebesar Rp 15 ribu yang berasal dari uang pribadi KDM.
Dikonfirmasi terpisah, KDM menyampaikan jika makan siang yang dikoordinir Fortusis ini terlalu banyak yang terbuang seperti misting atau tempat makan dan sendok plastik. Sehingga kurang efektif, karena harganya setara dengan satu sampai dua butir telur.
Sementara untuk yang dibuatkan langsung oleh orang tua siswa menunya sangat beragam. Bahkan potongan daging lebih besar, sayur dan buah lebih banyak, dan bekal yang dibawa sesuai dengan selera anak.
KDM sendiri mengusulkan subsidi makan siang gratis uangnya diberikan langsung kepada orang tua siswa. Sehingga orang tua bisa mengelola sendiri uang tersebut untuk kebutuhan makan siang anaknya di sekolah. "Orang tua tahu porsi dan menunya yang sesuai dengan anak, dan tidak kalah penting anak senang bisa merasakan langsung masakan ibunya yang enak karena dimasak dengan penuh cinta dan sayang," kata KDM.
Menurutnya jika makan siang gratis dikelola oleh satu pihak tidak akan efisien sehingga menu dan porsi yang seharusnya memenuhi gizi anak terpangkas oleh hal yang bersifat administratif berbasis proyek.
Bagi KDM, program makan siang gratis sendiri bukan hal baru. Sebab saat ia menjadi Bupati Purwakarta pernah menjalankan program serupa dengan memberikan telur dan susu untuk seluruh siswa. "Jadi kalau ditanya memang anggarannya ada? Ya itu buktinya dulu di Purwakarta semuanya berjalan, siswa diberi telur dan susu gratis, infrastruktur bagus, RT/RW digaji tinggi, padahal APBD-nya paling kecil," ujarnya.
Ke depan, kata KDM, jika program makan siang gratis telah berjalan maka uang jajan anak dari masing-masing orang tuanya bisa untuk ditabungkan. Nantinya pihak sekolah bekerja sama dengan bank untuk program tabungan tersebut.
Meski begitu, KDM mengatakan yang dilakukan saat ini berupa simulasi untuk mencari formula terbaik. Ia menyerahkan sepenuhnya kebijakan kepada pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka yang akan menjalankan program tersebut. "Ini hanya usulan saya saja setelah melihat simulasi seperti ini uang yang diberikan ke orang tua makanannya lebih variatif dan bergizi," ucapnya.(add/sep)