SUBANG-SMAN 1 Subang tengah melaksanakan kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) untuk peserta didik baru sejak Senin lalu. Pada hari keempat, yakni Kamis (18/7) kegiatan dilanjutkan dengan demonstrasi dari berbagai ekstrakurikuler, termasuk Jurnalistik Titik Hitam.
Demonstrasi ini bertujuan untuk menarik minat dan bakat para peserta didik baru. Kunjungan spesial dari Bezie Galih Manggala bersama rekan-rekan hebatnya turut memeriahkan acara tersebut. Antusiasme peserta didik baru tampak jelas saat menyaksikan demonstrasi ini.
Demonstrasi Jurnalistik Titik Hitam dimulai dengan penampilan pembukaan berupa impersonasi selebritas lalu penayangan film pendek dan sesi talkshow singkat. Talkshow tersebut dipandu oleh Ketua Jurnalistik Titik Hitam, yakni Shabrina Alifiya Nurjazuli dengan tamu spesial Bezie Galih Manggala.
Rekan-rekan tamu spesial turut hadir untuk memberikan dukungan yaitu Abay Adhitya selaku content creator, film maker, dan writer, berikutnya ada Hagi Hagoromo selaku editorial content specialist, serta Muhammad Rijal Asy’ari selaku jurnalis musik, Founder Leika Hijab dan Bakso Neng Ili, serta sebagai dosen di Akademi Tata Boga Bandung.
Bezie Galih Manggala atau yang akrab disapa Kak Bezie adalah alumnus SMAN 1 Subang tahun 2007. Sejak dulu, Kak Bezie aktif terlibat dalam ekstrakurikuler Jurnalistik Titik Hitam. Menariknya, Bezie adalah sosok di balik nama “Titik Hitam”.
Saat ini, Bezie banyak bergerak di bidang pelatihan kepemudaan, Konsolidasi Sosial Lima Pilar Pentahelix, bekerja sama dengan berbagai kementerian, lembaga-lembaga tinggi negara, TNI dan POLRI, serta para ulama, media, pengusaha, dan komunitas-komunitas di seluruh Indonesia.
Segudang prestasi yang dimiliki Kak Bezie tidak lepas dari rasa penasaran yang tinggi dan keinginan untuk terus belajar yang luas. Keduanya semakin berkembang seiring dengan keterlibatannya dalam ekstrakurikuler Jurnalistik Titik Hitam semasa SMA.
Pengalaman tersebut membantu dalam membuka jejaring dan memberikan pengalaman berharga untuk bekerja bersama dengan banyak pihak serta membentuk pribadinya yang sukses dan menginspirasi banyak orang.
Menurut Bezie, belajar jurnalistik tidak hanya meningkatkan kapasitas dan kemampuan di bidang akademik, tetapi juga dalam bidang profesionalitas. Meski tidak harus berkecimpung di dunia kewartawanan, kemampuan di bidang jurnalistik ini dapat membantu dalam pekerjaan apapun serta memastikan keberhasilan karier di masa depan.
Penerapan keterampilan jurnalistik ini dapat dilihat dari berbagai peran penting yang dijalankan oleh Kak Bezie, seperti menjadi Founder Inkubator Bisnis Pananyaan, Founder Nuswantara Muda, Founder Sekolah Karakter Rumah Pohon, dan Founder sakoladesa.id.
"Dengan mendalami dan aktif terlibat dalam ekstrakurikuler jurnalistik ini diharapkan dapat membangkitkan dan meningkatkan rasa ingin tahu para siswa selaku generasi muda Indonesia yang sangat berpotensi di masa depan sehingga mendorong mereka untuk terus menggali informasi tentang peristiwa atau perkembangan terkini di dunia," pungkasnya.
Bezie menambahkan, jadi dengan menguasai keterampilan jurnalistik maka dapat membantu kita dalam memperbaiki kemampuan berpikir kritis dan analitis dengan mengkaji berbagai informasi yang telah diperoleh dan menyajikannya kepada masyarakat dalam bentuk yang layak dan informatif. (chv/znl)