Daerah

Batik Ganasan Lestarikan Budaya Subang dengan Sentuhan Nanas, Permintaan hingga Malaysia

Batik Ganasan
Dengan meng-highlight buah nanas sebagai simbol kota, Batik Ganasan yang memulai produksinya pada tahun 2010, kini telah menjadi salah satu ikon budaya di Kota Subang.(Nisa Atiatul/Pasundan Ekspres)

SUBANG-Batik Ganasan yang memulai produksinya pada tahun 2010, kini telah menjadi salah satu ikon budaya di Kota Subang. Dengan meng-highlight buah nanas sebagai simbol kota.

Owner Batik Ganasan, Mulyana mengatakan bahwa adanya batik ganasan ini bermula ketika dirinya berkunjung ke beberapa pameran batik yang ada di Indonesia. "Pada 2009 itukan boming batik, saya basicnya juga dari seni rupa. Berkunjung kepameran-pameran dan 2010 saya belum menemukan batik Subang, dan akhirnya saya mencoba untuk mendirikan batik ganasan," katanya kepada Pasundan Ekspres, kemarin.

Atas hal tersebut, Mulyana terus mengembangkan inovasi melalui batik tulis dan batik lukis. "Pada 2010 batik ganasan hadir dengan dengan batik cap, kemudian saya mulai mengembangkannya melalui batik tulis dan lukis mulai tahun 2011 hingga sekarang," ungkapnya. 

Dalam proses pembuatan batik cap, batik tulis dan batik lukis tentunya mempunyai perbedaan. "Untuk prosesnya sendiri ada perbedaan, jika batik cap dan batik tulis itu memakan waktu 1 minggu, sedangkan untuk proses batik lukis itu bisa sampai 1 bulan. Karena, proses batik lukis itu membentuk tidak hanya menggunakan teknik colet," tuturnya. 

Dalam proses pembuatannya, kata dia, Batik Ganasan menggunakan bahan-bahan berkualitas, termasuk kain katun dengan serat alam, yang mampu menyerap warna dengan baik. 

Keberhasilan Batik Ganasan rupanya tidak berhenti di dalam negeri saja. Permintaan akan batik cap telah merambah hingga ke Malaysia, menandakan kualitas dan daya tarik produk mereka sangat luar biasa. Sementara untuk batik tulis dan lukisnya,  masih diproduksi di daerah Subang. "Untuk produksinya kita sudah sampai Malaysia untuk batik cap, sedangkan untuk batik tulis dan lukis kami masih memproduksinya untuk dalam negeri khususnya Kabupaten Subang," jelasnya. 

Kemudian, Mulyana menuturkan bahwa minat masyarakat Subang untuk mengenatui proses pembuatan batik cukup tinggi. Hal itu dilihat dirinya dari beberapa kunjungan dari beberapa kampus serta sekolah-sekolah yang ada di Subang. "Menurutnya saya, minat masyarakat Subang untuk mengetahui proses pembuatan batik cukup tinggi ya. dari banyaknya kunjungan yang datang kesini," tuturnya. 

Dengan semangat melestarikan budaya lokal, Batik Ganasan terus berkomitmen untuk memperkenalkan keindahan batik Subang ke lebih banyak orang, sambil menjunjung tinggi nilai-nilai tradisi yang ada.(nsa/sep)

Berita Terkait
Terkini Lainnya

Lihat Semua