Oleh: Muhamamd Awod Faraz Bajri
Ketua LP2M Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Muhajirin/Dosen Sosiologi Agama
KEMATIAN Presiden Iran Ebrahim Raisi bersama Menteri Luar Negeri Iran dan pejabat tinggi lainnya terjadi karena kecelakaan helikopter yang ditumpangi pada Minggu, 19 Mei 2024.
Helikopter yang ditumpangi menabrak bukit pegunungan Azerbaijan Timur setelah meresmikan megaproyek bendungan di perbatasan Iran-Azerbaijan.
Warga Iran berduka cita atas meninggalnya Presiden Ebrahim Raisi. Beliau adalah sosok yang dicintai oleh warga Iran dan merupakan ulama garis keras yang mencintai warganya serta pemimpin berpengaruh di kawasan Timur Tengah dan paling ditakuti oleh negara-negara barat, terutama oleh Israel dan Amerika.
Ebrahim Raisi adalah sosok yang paling depan dalam membela kemerdekaan Palestina, ketika para pemimpin dunia lainnya cendurung diam dalam melihat ketidakpastian masa depan warga Palestina.
Hubungan politik antara Iran dengan Azerbaijan pernah tidak harmonis karena ada serangan teroris di kedutaan Azerbaijan di Iran yang menewaskan kepala keamanan diplomatik. Iran langsung menjawab bahwa pembunuhan itu atas dasar motif pribadi, bukan motif politik.
Media Iran melansir, peresmian bendungan itu sedianya merupakan salah satu gestur perdamaian antara Iran-Azerbaijan. Bendungan yang diresmikan pada Minggu, 19 Mei 2024 itu merupakan megaproyek yang merupakan simbol kerja sama jangka panjang dan persahabatan antara kedua negara, meskipun ada perbedaan pandangan politik dalam beberapa tahun terakhir.
Otoritas Iran menyebutkan bahwa megaproyek bendungan sebagai proyek perbatasan terbesar dan terpenting di barat laut Iran. Proyek ini akan menciptakan lapangan pekerjaan bagi ratusan ribu orang dan membuka jalan bagi pengembangan pariwisata dan pertanian di provinsi Azerbaijan Timur dan Ardebil di Iran.
Ucapan belasungkawa atas kematian presiden Iran Ebrahim Raisi bersama delapan pejabat Iran lainnya telah disampaikan oleh para pemimpin dunia, termasuk presiden Indonesia Ir Joko Widodo menyampaikannya kepada pemerintah Iran dalam akun resminya.
Amerika Serikat dan Israel Bereaksi
Kematian Presiden Iran Ebrahim Raisi ini menimbulkan ketakutan luar biasa bagi pemerintah Amerika dan Israel yang selama ini terus bersitegang secara politik dengan pemerintah Iran terkait proses perdamaian dan stabilitas politik Timur Tengah, termasuk yang berkaitan dengan masa depan Palestina.
Mengutip laman Politico, dikatakan bahwa pejabat Amerika Serikat dan Israel takut akan membuat Paman Sam dan Israel terseret dalam kematian Presiden Iran Ebrahim Raisi.
Pemerintah Amerika Serikat dan Israel terus mengamati reaksi Iran terhadap kematian mendadak presidennya itu. Di sisi lain Washington khawatir tuduhan bisa saja menimbulkan gesekan konflik yang bisa menyeret Israel.
Iran akan terus melakukan Investigasi dan penyelidikan atas kecelakaan helikopter yang menewaskan pemimpin Iran tersebut. Namun penyebab resmi tersebut belum diketahui.
Pengamat politik Timur Tengah mengungkapkan, kecelakaan ini terjadi ketika ketegangan antara Teheran dan Washington meningkat. Mengutip Fristfost, bahwa ketegangan kedua negara terjadi ketika Washington pada 2018 saat mantan presiden Amerika Serikat Donalt Trump menarik diri dari perjanjian nuklir yang membuat Iran dijatuhi sanksi oleh Amerika Serikat.
Washington dan Teheran semakin memanas setelah serangan Israel ke Gaza beberapa waktu silam. Iran paling depan dalam mendukung milisi Palestina Hamas dan proksinya seperti Hizbullah di Libanon, Houthi di Yaman, sementara Amerika Serikat merupakan sekutu dekat Israel.
Kementerian luar negeri Iran melampiaskan kemarahannya kepada Amerika Serikat yang telah mengembargo Iran yang mengakibatkan negara Iran tidak bisa mengakses suku cadang helikopter yang mumpuni. Diketahui bahwa helikopter yang ditumpangi oleh Presiden Ebrahim Raisi adalah buatan Amerika Serikat.
Reaksi Teheran atas Kematian Presiden Ebrahim Raisi
Iran akan melakukan investigasi dengan melibatkan para ahli penerbangan terkait jatuhnya helikopter yang ditumpangi oleh Ebrahim Raisi. Jika hasil investigasi ada keterlibatan Agen Mossad, Amerika serikat, dan Israel dalam sabotase helikopter yang jatuh, maka tidak menutup kemungkinan Iran akan membalasnya secara lebih keras.
Jika ini terjadi maka akan mengakibatkan stabilitas politik dan keamanan wilayah Timur Tengah semakin memanas dan proses perdamaian antara palestina-Israel akan menjadi buram.
Iran adalah pemain kunci atas kestabilan kawasan Timur Tengah dan merupakan negara yang paling gigih dalam memperjuangkan kemerdekaan palestina.
Negara-negara Barat dan Arab khawatir, jika Iran yang memiliki nuklir paling canggih bereaksi keras atas ketidakwajaran kematian Ebrahim Raisi yang akan membuat negara Iran melakukan perlawanan keras terhadap pihak-pihak yang harus bertanggungjawab atas kematian pemimpin mereka.
Tidak menutup kemungkinan eskalasi konflik akan semakin melebar dan membahayakan kawasan Timur Tengah, bahkan tidak menutup kemungkinan perang dunia ketiga bisa meletus. Selain ke Washington, Israel pun dituding menjadi salah satu aktor jatuhnya helikopter yang ditumpangi Ebrahim Raisi bersama pejabat Iran lainnya.
Mantan anggota parlemen Eropa Nick Griffin menyampaikan pandangannya bahwa intelejen agen Mossad terlibat atas jatuhnya helikopter presiden Iran.
Pengamat International berpandangan bahwa Isarel sering melakukan pembunuhan terhadap pejabat Iran dan menargetkan pejabat militer senior Iran.
Tahun 2020, Israel pernah dituding melakukan pembunuhan terhadap Ilmuawan Nuklir senior Iran Mohsen Fahrizadeh di dekat Ibu Kota Teheran. Proses investigasi terus dilakukan Teheran, masyarakat dunia sedang menunggu hasil investigasi atas kematian Ebrahim Raisi.(*)