PURWAKARTA-Sekretaris Pengadilan Negeri (PN) Purwakarta Gegen Diosya Surendrageni memasuki masa purnabakti. Prosesi perpisahan pun disiapkan PN Purwakarta sebagai bentuk penghargaan sekaligus apresiasi kepada pria yang akrab disapa Agah ini.
Bertempat di Ruang Sidang Cakra PN Purwakarta, prosesi Astapura atau Wisuda Purnabakti ini mengangkat tema Pituah Agah yang bisa diartikan sebagai petuah atau nasihat Agah. Tak tanggung-tanggung, Ketua PN Purwakarta Darma Indo Damanik yang langsung memimpin prosesinya.
"Sosok Agah bagi kami adalah orang tua sekaligus orang yang dituakan di lingkungan PN Purwakarta. Agah tak sekadar menjabat sebagai Sekretaris PN Purwakarta, melainkan jauh dari itu, beliau dikenal sebagai tokoh masyarakat," kata Darma Indo Damanik.
Karenanya, masa purnabakti ini, sambungnya, bukanlah akhir dari tugas seorang Agah, melainkan awal untuk lebih berbakti dan berkarya untuk masyarakat luas. "Terlebih, setahu saya, Agah ini menjadi penasihat dan ketua dari berbagai lembaga dan yayasan," ujarnya.
Dirinya pun menyampaikan terima kasih atas segala jasa dan sumbangsih Gegen Diosya selama berbakti untuk PN Purwakarta. "Saya juga sampaikan permohonan maaf bila ada salah, baik dalam rangka kedinasan maupun kekeluargaan," ucapnya.
Bersamaan dengan itu Gegen Diosya juga menerbitkan buku biografi dirinya selama berbakti di Pengadilan Negeri Purwakarta. "Adalah hal yang luar biasa pada saat purnabakti bisa menerbitkan buku. Ini bisa menjadi motivasi bagi kita semua," kata Darma Indo Damanik.
Sementara itu, menanggapi apresiasi yang disampaikan Ketua PN Purwakarta, Gegen Diosya menyampaikan rasa terima kasihnya. "Bagi saya, menghadapi masa purnabakti itu dibawa happy saja. Karena saya rak merasa kehilangan jabatan, fasilitas atau yang lainnya," ujar Gegen.
Akan tetapi, sambungnya, yang cukup berat adalah meninggalkan rekan-rekan di PN Purwakarta. "Rekan-rekan atau bahkan anak-anak saya merupakan pahlawan bagi saya yang telah berhasil melaksanakan program PN Purwakarta," ucap Gegen.
Dijelaskannya, Pituah Agah ini merupakan pesan kasih sayang seorang ayah atau yang dituakan kepada anak-anaknya. "Harus diingat, jabatan sejatinya sebagai titipan Allah SWT. Dan menjadi seorang pemimpin itu harus benar dan jujur, dapat dipercaya, cerdas, bisa menyampaikan dengan baik," katanya.
Disinggung terkait buku, Gegen Diosya mengungkapkan bahwa buku tersebut berjudul "Bekerja, Berkarya, Berbakti Berbagi Sepenuh Hati, Sebuah Biografi Singkat Gegen Diosya Surendrageni, S.H., M.H.".
"Buku ini memuat biografi saya. Ditulis oleh sahabat saya, Ahmad Said Widodo yang dikenal sebagai sejarawan Purwakarta. Buku ini ditulis tidak lain tidak bukan untuk memotivasi dan sebagai kenang-kenangan dari saya," ucapnya.
Yang menarik Gegen mengungkapkan jika dirinya akan segera mewujudkan cita-citanya membuka kantor hukum. "Saya akan menghimpun para pengacara muda untuk bergabung di kantor hukum saya. Ini cara saya untuk terus berbakti kepada masyarakat," kata Gegen menutup.(add)