Daerah

Pertunjukan Sandiwara jadi Ajang Edukasi Pencegahan Penularan HIV/AIDS

Pelabuhan Patimban
Pelabuhan Patimban berkolaborasi dengan Pemkab Subang mengadakan edukasi untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang HIV/AIDS.(Cindy Desita Putri/ Pasundan Ekspres)

SUBANG-Untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang HIV/AIDS, Pelabuhan Patimban berkolaborasi dengan Pemerintah Kabupaten Subang mengadakan edukasi melalui pertunjukan sandiwara di Desa Gempol, Kecamatan Pusakanagara, Selasa (6/8). Uniknya, pertunjukan ini melibatkan para pemeran dari komunitas LGBT, sebagai upaya untuk mengedukasi dan mengurangi stigma serta diskriminasi terhadap mereka.

KSOP Patimban, Ir. Capt. Muhamad Abduh, menyatakan bahwa edukasi ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan yang lebih baik tentang HIV/AIDS dan mendorong masyarakat untuk menerima serta hidup berdampingan dengan orang yang terinfeksi HIV. "Kehadiran Pelabuhan Patimban bukan hanya memberikan dampak ekonomi, tetapi juga dampak edukatif terhadap HIV/AIDS. Saya mengucapkan terima kasih atas penyelenggaraan acara ini, semoga acara ini dapat memberikan manfaat yang besar dan stop diskriminasi," ujar Abduh.

Sekretaris Daerah Kabupaten Subang, Asep Nuroni, juga menekankan pentingnya keterlibatan semua pihak dalam sosialisasi ini. "Dengan terlibatnya pemerintah daerah, sektor swasta, dan masyarakat, pesan-pesan yang disampaikan akan lebih mudah dipahami. Menggunakan bahasa daerah setempat, baik Jawa maupun Sunda, membuat informasi lebih mudah diterima oleh masyarakat," terangnya.

Menurutnya, pendekatan melalui pertunjukan sandiwara ini sangat efektif karena dapat menjangkau berbagai kalangan dengan cara yang menarik dan mudah dipahami. "Dengan bentuk sandiwara seperti ini, informasi bisa disampaikan dalam berbagai bahasa dan lebih mengena di hati masyarakat. Saat ini tercatat sebanyak 303 kasus HIV/AIDS di Subang," ujarnya.

Dia berharap edukasi ini bisa mencapai target tiga zero, nol penambahan ODHA baru, nol kasus baru, dan nol kematian akibat AIDS pada tahun 2030, serta menghilangkan diskriminasi di Kabupaten Subang,tercatat sebanyak 303 kasus HIV/AIDS di Subang.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Subang, dr. Maxi menjelaskan, strategi pencegahan HIV/AIDS yang dilakukan. "Ada prinsip umum dan strategi khusus. Prinsip umum yaitu tidak melakukan seks sebelum menikah, setia pada pasangan bagi yang sudah menikah, menggunakan alat kontrasepsi, menjauhi obat-obatan terlarang, dan edukasi," jelasnya.

Untuk edukasi khusus, dr. Maxi menekankan pentingnya tes HIV bagi mereka yang berisiko."Pertama, 95 persen dari mereka yang berisiko dan pernah berhubungan seks bebas harus tes HIV. Kedua, 95 persen dari yang positif HIV harus minum obat antiretroviral (ART). Ketiga, kita harus menurunkan viral load pada 95 persen dari yang terinfeksi," paparnya.

Dengan strategi-strategi ini, Maxi berharap penularan HIV dapat ditekan dan masyarakat Kabupaten Subang menjadi lebih sadar akan pentingnya pencegahan HIV/AIDS. "Mudah-mudahan dengan langkah-langkah ini kita bisa menghambat penularan HIV di Kabupaten Subang," pungkasnya.(cdp/sep)

Berita Terkait
Terkini Lainnya

Lihat Semua