SUBANG – Terletak di ujung Kecamatan Jalancagak, SD Negeri Karang Bagja tetap menunjukkan eksistensinya di dunia pendidikan.
Meskipun hanya memiliki 82 siswa, sekolah yang berada di Kampung Cinengah, Desa Curugrendeng, Kabupaten Subang ini terus menorehkan prestasi, khususnya di bidang seni dan keagamaan.
Kepala SDN Karang Bagja, Tata Rahmawati, mengungkapkan bahwa sekolahnya telah meraih berbagai penghargaan meski berada di daerah terpencil.
“Alhamdulillah, pada tahun 2024 sekolah kami meraih Juara 3 dalam lomba puisi FTBI, Juara 3 Biantara, serta lomba pupuh dan beberapa lomba lainnya. Karena jumlah siswa kami sedikit, peserta lomba sering berasal dari kelompok yang sama,” ujar Tata kepada Pasundan Ekspres, Selasa (4/2/2025).
Tak hanya tahun 2024, SDN Karang Bagja juga kerap menorehkan prestasi di tahun-tahun sebelumnya, terutama di bidang kepramukaan. Meski jumlah siswa stagnan dari tahun ke tahun, hal ini tidak menyurutkan semangat mereka untuk terus berkompetisi.
“Jumlah siswa di sekolah ini tidak pernah bertambah signifikan karena hanya melayani satu dusun dan dua RW di sekitarnya. Ada yang keluar, ada yang masuk, tapi jumlahnya tetap sama,” jelas Tata.
Dari segi fasilitas, SDN Karang Bagja memiliki kantin dan perpustakaan, namun kondisi perpustakaan membutuhkan perbaikan agar lebih nyaman bagi siswa. Sekolah ini juga memiliki enam ruang kelas yang digunakan untuk kegiatan belajar mengajar.
"Perpustakaan kami perlu diperbaiki agar lebih nyaman bagi siswa yang ingin membaca dan belajar," kata Tata.
Sementara itu, Saripudin Bahari, atau yang akrab disapa Kang Baip, guru baru yang telah dua minggu mengajar di SDN Karang Bagja, menilai bahwa sekolah ini tetap aktif dalam berbagai kegiatan, terutama seni dan budaya lokal.
“Dari dulu SD ini selalu eksis dalam mengikuti berbagai kegiatan. Salah satu daya tariknya adalah kearifan lokal yang masih kuat serta keramahan guru dan siswa,” ungkap Kang Baip.
Selain itu, SDN Karang Bagja juga menerapkan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat, program yang dicanangkan oleh Kementerian Pendidikan. Kebiasaan ini meliputi literasi, kurasi, giat ibadah, gemar berolahraga, kreativitas dan kesenian, kepedulian sosial, serta kemandirian.
Menurut Kang Baip, program ini sangat baik dalam membentuk karakter siswa.
“Sekolah ini memiliki ciri khas dalam menjaga kebiasaan baik dan kearifan lokal. Dengan jumlah siswa yang tidak terlalu banyak, guru-guru bisa lebih fokus membimbing mereka,” tambahnya.
Sebagai bagian dari peningkatan kualitas pendidikan, pemerintah telah menggagas program makan gratis bagi siswa sekolah dasar. Namun, hingga kini, program tersebut belum terealisasi di Kecamatan Jalancagak.
Kang Baip berharap program ini segera diterapkan di SDN Karang Bagja agar dapat semakin mendukung pertumbuhan anak-anak di sekolahnya.
“Mudah-mudahan program makan gizi gratis dari pemerintah segera terealisasi di sekolah kami. Jika itu ada, maka kebiasaan Anak Indonesia Hebat akan semakin lengkap, karena anak-anak juga mendapatkan asupan gizi yang baik,” harapnya.
Meski berada di daerah terpencil dengan jumlah siswa terbatas, SDN Karang Bagja terus menunjukkan eksistensinya dengan berbagai prestasi di bidang seni, keagamaan, dan kepramukaan. Dengan dukungan guru yang berdedikasi, sekolah ini terus mengikuti berbagai kompetisi dan mengembangkan karakter siswa melalui program pendidikan yang inovatif.(hdi/ded)