BANDUNG-DPRD Kota Bandung menggelar sidang paripurna dengan agenda mendengarkan pidato pertama Wali Kota Bandung periode 2025-2030 M. Farhan, pada Kamis (20/2).
Menanggapi pidato pertama tersebut, Ketua DPRD Kota Bandung Asep Mulyadi menyampaikan beberapa poin penting yang menjadi sorotannya. Di antaranya, tentang kolaborasi dan beberapa bidang yang disebut-sebut dalam pidato Farhan.
“Alhamdulillah, kami merasa sangat optimis terkait gagasan-gagasan, harapan-harapan, visi misi dan rencana kerjanya yang akan datang," kata Asep melalui rilisnya, Ahad (23/2).
Di antara poin yang dicatat, sambungnya, adalah pentingnya kolaborasi Pemkot Bandung dengan DPRD Kota Bandung, dengan Pemerintah Provinsi dan pemerintah Pusat.
"Hal ini menjadi sangat penting, karena kebijakan yang diberlakukan di Kota Bandung ada yang inline dengan pemerintah di atasnya,” ujar Asep tegas.
Hal lain yang juga menjadi perhatian politisi PKS ini adalah pembangunan infrastruktur, lingkungan, pengolaan dan pengolahan sampah, kemacetan, dan banjir.
“Ini adalah titik-titik krusial yang harus diselesaikan Wali Kota Bandung periode 2025-2030,” ucap Asep menambahkan.
Asep juga mengatakan, pihaknya sangat mendukung upaya pasangan ini untuk meningkatkan PAD. Pasalnya, Asep mengakui, beberapa pembangunan di Kota Bandung membutuhkan dukungan penuh dari PAD yang cukup besar.
“Atas pentingnya peran PAD untuk pembangunan dan pelayanan warga Kota Bandung, kami mendukung upaya meningkatkan dan menggali kemungkinan PAD yang bisa dimaksimalkan,” kata Asep.
Hal lain yang juga yang menjadi catatan adalah bagaimana mengembangkan ekonomi kreatif, karena Kota Bandung adalah kota kreatif, banyak komunitas kreatif.
“Ekonomi kreatif di masa yang akan datang akan menjadi tulang punggung perputaran dan pertumbuhan ekonomi. Termasuk di dalamnya adalah anak-anak muda ini juga perlu perhatian Pemkot Bandung,” ujarnya.
Berikutnya, yang juga dicatat adalah penguatan parisiwata. Asep mengatakan, Kota Bandung di tengah persaingan dengan kota-kota sekitarnya.
Baik itu dengan Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi bahkan hingga Majalengka, Kunginan dan Cirebon. Karenanya Kota Bandung harus membuat inovasi dan terobosan tertentu, dan terus meningkatkan wisatawan.
“Salah satunya kemarin disampaikan penguatan jejak-jejak Soekarno di Kota Bandung, sehingga ada sistem paket dengan wisatawan yang datang ke Kota Bandung,” ucap Asep.
Di sisi lain, sambung Asep, pihaknya siap bersinergi, bekerja sama dan berkolaborasi untuk memberikan yang terbaik untuk masyarakat.
Terkait fungsi pengawasan, Asep mengatakan DPRD Kota Bandung tetap akan bertindak kritis untuk mengawasi jalannya pemerintahan Kota Bandung. Agar apa-apa yang menjadi harapan di pilakada dan pemilu bisa dilakasanakan.
“Oleh karena itu, kami ingin memberikan dulu kesempatan kepada wali kota untuk mulai bekerja sambil terus kami pantau kinerja Pemkot Bandung. Kami akan awasi jalannya pemerintahan dan bersinergi serta berkolaborasi,” katanya.
Sementara itu, dalam pidato pertamanya, Farhan memaparkan sejumlah program prioritas yang akan dijalankan selama lima tahun ke depan.
Di antaranya menyangkut kebudayaan, transformasi kesehatan dan penanggulangan kemiskinan, pengembangan koperasi, UMKM dan ekonomi kreatif, peningkatan infrastruktur dan pengelolaan tata kota.
Kemudian, pembangunan pariwisata berbasis sejarah dan budaya, pengoptimalan pajak dan retribusi daerah, program smart parking dan pengelolaan sampah.
Farhan juga menargetkan peningkatan APBD Kota Bandung hingga Rp10 triliun pada 2027 dengan mengoptimalkan pendapatan daerah.
Menutup pidatonya, Farhan mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bekerja sama dalam membangun Kota Bandung.
"Keberhasilan pembangunan bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga seluruh masyarakat. Dengan semangat kebersamaan dan kolaborasi, kita dapat menghadapi berbagai tantangan dan membawa Bandung menjadi kota yang lebih baik," ujarnya. (add/adv/ysp)