Tragedi Gaza: 15 Pekerja Darurat Ditemukan Terkubur di Pasir

Tragedi Gaza: 15 Pekerja Darurat Ditemukan Terkubur di Pasir

Tragedi Gaza: 15 Pekerja Darurat Ditemukan Terkubur di Pasir (Image From: Euronews)

Kronologi Kejadian: Serangan 23 Maret

Para pekerja kemanusiaan ini awalnya dilaporkan hilang pada 23 Maret 2025 ketika mereka sedang berusaha menolong korban luka di Rafah.

Saat itu, Israel kembali melancarkan serangan besar-besaran terhadap Hamas.

Bulan Sabit Merah Palestina melaporkan bahwa mereka juga menemukan enam jasad pekerja Pertahanan Sipil Palestina serta satu pegawai PBB dari lokasi yang sama.

Mereka menuduh pasukan Israel sebagai pihak yang bertanggung jawab atas serangan tersebut. Namun, pernyataan Palang Merah Internasional tidak secara eksplisit menyalahkan pihak tertentu.

Militer Israel menyatakan bahwa penyelidikan mereka menunjukkan bahwa pasukan Israel menembaki konvoi kendaraan, termasuk ambulans dan mobil pemadam kebakaran, karena kendaraan-kendaraan tersebut mendekati posisi mereka tanpa koordinasi dan tanpa menyalakan lampu atau tanda darurat.

Israel mengklaim bahwa serangan itu menewaskan beberapa anggota Hamas dan Jihad Islam Palestina yang diduga berada di dalam konvoi tersebut.

Makam Massal dan Tanda Darurat

Jonathan Whittall, Kepala Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) di Gaza, menyebut lokasi penemuan jenazah sebagai kuburan massal.

Ia mengungkapkan bahwa makam tersebut ditandai dengan lampu darurat dari ambulans.

Whittall juga membagikan foto-foto tim Bulan Sabit Merah yang tengah menggali pasir untuk menemukan jenazah di sekitar bangkai truk pemadam kebakaran dan kendaraan milik PBB.

Seorang juru bicara OCHA mengatakan kepada Reuters bahwa lokasi pemakaman itu berbentuk gundukan besar pasir yang tampaknya dibuat dengan menggunakan buldoser atau alat berat lainnya, bukan akibat ledakan.

Berdasarkan informasi yang tersedia, juru bicara tersebut menyebutkan bahwa tim pertama terbunuh dalam serangan Israel pada 23 Maret.

Kemudian, tim penyelamat lain yang mencoba mencari rekan-rekan mereka juga ikut menjadi sasaran serangan dalam rentang waktu beberapa jam berikutnya.

Insiden ini menjadi serangan paling mematikan terhadap pekerja Palang Merah atau Bulan Sabit Merah sejak 2017, menurut IFRC.

Dampak bagi Misi Kemanusiaan di Gaza

Jagan Chapagain, Sekretaris Jenderal IFRC, mengungkapkan kesedihannya atas tragedi ini.

Ia menegaskan bahwa mereka mengenakan lambang yang seharusnya melindungi mereka dari serangan. Kendaraan mereka juga telah diberi tanda yang jelas sebagai ambulans.


Berita Terkini