PASUNDAN EKSPRES - Kementrian Luar Negri (Kemlu) RI menyatakan hingga saat ini belum ada WNI yang menjadi korban dari gempabumi Jepang. Namun ada 105 orang WNI yang saat ini tengah mengungsi di shelter pengungsian.
"KBRI Tokyo dan KJRI Osaka terus berkoordinasi dengan otoritas setempat dan simpul simpul masyarakat Indonesia. Hingga saat ini tidak terdapat informasi adanya WNI yang menjadi korban meninggal," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Muhammad Lalu Iqbal dalam keterangan tertulis, Rabu (3/1/2024).
"Meskipun demikian, dari hasil komunikasi dengan simpul-simpul WNI di sekitar lokasi gempa, terdapat sekitar 105 WNI yang saat ini berada di shelter-shelter yang disediakan otoritas setempat yang membutuhkan bantuan logistik," tuturnya.
Iqbal menjelaskan 105 orang WNI tersebut tersebar di tiga lokasi, yaitu Ogi, Suzu dan Sakai. Saat ini KBRI Tokyo sudah mulai mendistribusikan bantuan logistik untuk WNI yang terdampak gempabumi Jepang.
Iqbal juga mengatakan kepada WNI untuk tetap waspada.
"Otoritas setempat telah mencabut peringatan tsunami. Namun tetap memperingatkan kemungkinan gempa susulan dalam sepekan ke depan," ujarnya.
62 Meninggal Dunia Akibat Gempabumi Jepang
Melansir dari AFP dan NHK pada Rabu (3/1) para pejabat otoritas Prefektur Ishikawa telah melaporkan jumlah korban jiwa yang diakibatkan oleh gempabumi jepang pada Senin (1/1) kini bertambah menjadi 62 orang tewas.
Otoritas Jepang mencatat gempa tersebut berkekuatan magnitudo 7,6 sedangkan Survei Geologi Amerika Serikat atau USGS mencatat gempa itu berkekuatan 7,5.
Seorang pejabat lokal yang tidak ingin disebutkan namanya, tetapi bertanggung jawab atas tanggap bencana di wilayah Ishikawa, melaporkan bahwa lebih dari 300 orang mengalami luka-luka akibat gempa. Dari jumlah tersebut, sekitar 20 orang mengalami luka parah.