Internasional

Gurun Sahara Banjir Pertama Kalinya, Hujan Deras 24 Jam

Gurun Sahara Banjir Pertama Kalinya, Hujan Deras 24 Jam

PASUNDAN EKSPRES - Gurun Sahara banjir pertama kali. Hujan yang jarang terjadi telah mengubah Gurun Sahara, salah satu daerah paling kering di dunia, menjadi pemandangan laguna biru yang indah di antara pohon-pohon palem dan bukit pasir.

Gurun di tenggara Maroko adalah salah satu tempat paling kering di dunia dan jarang mengalami hujan pada akhir musim panas.

Gurun Sahara Banjir Pertama Kalinya 

Melansir dari CBS News, pemerintah Maroko melaporkan bahwa hujan selama dua hari di bulan September melebihi rata-rata tahunan di beberapa daerah yang biasanya mendapatkan kurang dari 10 inci hujan per tahun, termasuk Tata, yang merupakan salah satu daerah yang paling terpengaruh.

Di Tagounite, sebuah desa sekitar 280 mil selatan ibu kota Rabat, tercatat lebih dari 3,9 inci hujan dalam waktu 24 jam.

BACA JUGA: Konflik Berlanjut, Amerika Serikat akan Kirimkan Sistem Anti-rudal dan Pasukan ke Israel

BACA JUGA: Evakuasi WNI dari Lebanon: Gelombang ke-6 Berhasil Tiba di Indonesia

Menurut NASA, peristiwa seperti ini sangat jarang terjadi di daerah tersebut, sehingga sebuah danau di Aljazair, Sebkha el Melah, hanya terisi air enam kali antara tahun 2000 hingga 2021.

“Sudah 30 hingga 50 tahun kami tidak mengalami hujan sebanyak ini dalam waktu singkat,” kata Houssine Youabeb dari Direktorat Jenderal Meteorologi Maroko.

Hujan yang seperti ini dikenal sebagai badai ekstratropis oleh para ahli meteorologi, di mana badai ini bisa mengubah pola cuaca di wilayah tersebut dalam beberapa bulan dan tahun mendatang. 

Hal tersebut terjadi karena udara akan menahan lebih banyak uap air, yang menyebabkan lebih banyak penguapan dan meningkatkan kemungkinan terjadinya badai, kata Youabeb.

Kekeringan yang berlangsung selama enam tahun berturut-turut telah menjadi masalah serius di banyak wilayah Maroko. 

Hujan yang banyak diperkirakan akan membantu mengisi kembali cadangan air bawah tanah di gurun yang digunakan oleh masyarakat. Waduk-waduk di daerah ini dilaporkan terisi dengan baik sepanjang bulan September.

Namun, masih belum jelas seberapa banyak hujan di bulan September dapat mengurangi masalah kekeringan.

Air yang mengalir melalui pasir dan oasis telah menyebabkan lebih dari 20 orang tewas di Maroko dan Aljazair serta merusak panen para petani.

Situasi ini memaksa pemerintah untuk mengalokasikan dana bantuan darurat, termasuk untuk daerah-daerah yang juga terdampak oleh gempa bumi tahun lalu.

(ipa)

Berita Terkait
Terkini Lainnya

Lihat Semua