PASUNDAN EKSPRES - Amerika Serikat akan mengirimkan sistem anti-rudal dan pasukan ke Israel. Amerika Serikat mengatakan bahwa mereka akan mengirim pasukan ke Israel bersama dengan sistem anti-rudal canggih untuk memperkuat pertahanan udara Israel setelah serangan rudal oleh Iran.
Presiden AS, Joe Biden, mengungkapkan bahwa tindakan tersebut dilakukan untuk membela Israel, yang sedang mempertimbangkan balasan terhadap Iran setelah Iran menembakkan lebih dari 180 rudal ke Israel pada 1 Oktober.
Amerika Serikat akan Kirimkan Sistem Anti-rudal dan Pasukan
Menurut para pejabat yang dilansir dari Reuters, Amerika Serikat secara diam-diam telah meminta Israel untuk menyesuaikan responsnya agar tidak menyebabkan perang yang lebih besar di Timur Tengah.
Presiden Joe Biden secara terbuka menolak rencana Israel untuk menyerang fasilitas nuklir Iran dan juga menyampaikan kekhawatirannya terkait serangan terhadap infrastruktur energi Iran.
BACA JUGA: Evakuasi WNI dari Lebanon: Gelombang ke-6 Berhasil Tiba di Indonesia
BACA JUGA: Puluhan Orang Tewas dalam Serangan Israel di Lebanon, Dua Penjaga Perdamaian Indonesia Terluka
Juru bicara Pentagon, Mayor Jenderal Patrick Ryder, mengatakan bahwa pengiriman pasukan ini merupakan bagian dari "penyesuaian yang lebih luas" yang dilakukan oleh militer AS dalam beberapa bulan terakhir untuk mendukung Israel dan melindungi personel AS dari serangan Iran serta kelompok-kelompok yang didukung Iran.
Dalam beberapa bulan terakhir, pasukan AS telah membantu melindungi Israel menggunakan kapal perang dan jet tempur di Timur Tengah saat terjadi serangan dari Iran, tetapi mereka ditempatkan di luar wilayah Israel.
Sistem pertahanan udara canggih bernama Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) adalah bagian penting dari pertahanan udara AS dan menambah sistem pertahanan anti-rudal Israel yang sudah kuat.
Sebuah baterai THAAD biasanya membutuhkan sekitar 100 tentara untuk dioperasikan. Sistem ini terdiri dari enam peluncur yang dipasang di truk, dengan setiap peluncur memiliki delapan pencegat, serta dilengkapi dengan radar yang sangat kuat.
Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araqchi, memperingatkan bahwa Amerika Serikat membahayakan nyawa tentaranya "dengan mengirim mereka untuk mengoperasikan sistem rudal AS di Israel."
Pada bulan April, Iran meluncurkan rudal dan drone ke arah Israel. Kemudian, pada 1 Oktober, Iran menembakkan lebih dari 180 rudal balistik ke Israel di tengah meningkatnya konflik antara Israel dan Hizbullah, kelompok yang didukung Iran di Lebanon.
Sebagian besar rudal berhasil dihentikan di udara, namun beberapa di antaranya berhasil menembus sistem pertahanan rudal Israel.
(ipa)