Internasional

Pesawat Tempur Rafale diminati di Indonesia dan Beberapa Negara lain, Ini Masalahnya

Pesawat Tempur Rafale

PASUNDAN EKSPRES - Pesawat tempur Rafale menjadi pilihan utama bagi sejumlah negara, termasuk Indonesia, yang tertarik untuk memperolehnya.

Namun, antusiasme ini tidak terlepas dari tantangan yang dihadapi oleh pabrikan pesawat tersebut dalam memenuhi permintaan yang signifikan.

Meskipun komitmen untuk menyelesaikan pesanan dalam periode waktu yang telah ditetapkan, yakni 36 bulan, telah diungkapkan oleh produsen, namun tampaknya Dassault Aviation akan mengalami kesulitan untuk memenuhi tenggat waktu produksi tersebut. 

Penjualan yang meningkat pesat menjadi fokus utama, namun hal ini juga membawa risiko terhadap pelaksanaan kesepakatan di masa depan. Saat ini, kejelasan apakah pabrikan dapat memenuhi pesanan ratusan unit pesawat tepat waktu masih menjadi pertanyaan.

 

Data menunjukkan bahwa Perancis telah memesan 234 unit Rafale, sementara negara lain telah memesan 261 unit.

 

Proyeksi menunjukkan bahwa masalah ini akan semakin meningkat di periode tahun 2026 hingga 2033.

 

Hal ini disebabkan oleh keterbatasan jumlah pesawat yang tersisa di pabrik Dassault, yang harus memenuhi pesanan dari berbagai negara, termasuk Perancis, Indonesia, Uni Emirat Arab, dan Mesir.

 

"Jika rata-rata produksi Dassault 20 Rafale per tahun pada 2024 dan 2025, tersisa 188 pesawat yang harus dikirimkan antara tahun 2026 dan 2033. Tingkat pengiriman saat itu hampir 24 pesawat per tahun," ungkap laporan tersebut seperti yang dikutip dari CNBC Indonesia pada 6 Maret 2024.

 

(hil/hil)

Berita Terkait
Terkini Lainnya

Lihat Semua