Internasional

Gencatan Senjata Israel-Hizbullah Dirancang sebagai Perdamaian Permanen

Gencatan Senjata Israel-Hizbullah Dirancang sebagai Perdamaian Permanen

PASUNDAN EKSPRES - Gencatan senjata Israel-Hizbullah dirancang untuk menjadi permanen.

Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengumumkan bahwa Israel dan Hizbullah telah sepakat untuk mengakhiri 13 bulan konflik bersenjata di perbatasan Lebanon-Israel.

Gencatan Senjata Israel-Hizbullah Dirancang menjadi Permanen

Gencatan senjata ini akan efektif mulai pukul 04:00 waktu setempat pada Rabu (27/11), dengan tujuan menciptakan penghentian perang secara permanen.

Di bawah perjanjian yang dimediasi oleh AS dan Prancis, Israel akan secara bertahap menarik pasukannya dari Lebanon selatan dalam periode 60 hari.

Wilayah tersebut akan diambil alih oleh pasukan pemerintah Lebanon, di mana bertujuan untuk memastikan bahwa Hizbullah tidak dapat membangun kembali infrastruktur militernya.

Area di selatan Sungai Litani, yang menjadi batas setelah perang Israel-Hezbollah pada 2006, akan dikosongkan dari pejuang dan senjata Hizbullah.

Netanyahu yang merupakan Perdana Menteri Israel, menegaskan bahwa Israel tidak akan ragu untuk mengambil tindakan militer jika Hizbullah melanggar kesepakatan. 

"Jika Hizbullah mencoba mempersenjatai diri kembali atau membangun infrastruktur teroris di dekat perbatasan, kami akan menyerang," katanya, dikutip BBC News, Rabu (27/11).

Konflik antara Lebanon dan Israel menjadi konflik yang paling mematikan di Lebanon dalam beberapa dekade.

Penyerangan Israel terhadap Lebanon mengakibatkan lebih dari 3.823 korban jiwa dan lebih dari satu juta orang mengungsi. 

Sementara, di pihak Israel, serangan roket Hizbullah telah menewaskan setidaknya 75 orang.

Perdana Menteri Lebanon, Najib Mikati mengatakan bahwa ia meminta Israel sepenuhnya mematuhi perjanjian dan menghormati resolusi PBB yang ditetapkan pada akhir perang 2006.

Sementara itu, Hizbullah mengalami kerugian besar, termasuk kematian pemimpin utamanya, Hassan Nasrallah, dan penggantinya, Hashem Safieddine. Infrastruktur juga banyak tang hancur akibat serangan intensif Israel sejak September.

Bank Dunia memperkirakan kerugian ekonomi Lebanon mencapai $8,5 miliar, dan proses pemulihan diperkirakan akan memakan waktu lama.

Dengan berakhirnya konflik di Lebanon, Netanyahu berharap fokus Israel dapat dialihkan pada ancaman dari Iran dan mengisolasi Hamas di Gaza.

Biden juga mengonfirmasi bahwa pemerintahannya sedang mengupayakan gencatan senjata di Gaza dengan dukungan dari Turki, Mesir, dan Qatar.

(ipa)

Berita Terkait
Terkini Lainnya

Lihat Semua