Internasional

Presiden Biden Meminta Warga Amerika untuk Tetap Tenang Pasca Penembakan Trump

Presiden Biden Meminta Warga Amerika untuk Tetap Tenang  Pasca Penembakan Trump

PASUNDAN EKSPRES - Presiden Biden meminta warga Amerika untuk tetap tenang pasca penembakan Trump.

Pada hari Minggu, Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, menggunakan suasana formal di Ruang Oval Gedung Putih untuk menyampaikan pesan kepada warga Amerika.

Presiden Biden Meminta Warga Amerika untuk Tetap Tenang 

Biden meminta warga untuk menurunkan suhu politik dan tetap tenang setelah seseorang melukai saingannya dari Partai Republik, Donald Trump.

Mengenai penembakan yang terjadi terhadap Trump saat rapat umum di Pennsylvania pada hari Sabtu, Biden mengungkapkan bahwa perlunya mereka untuk mundur selangkah.

Biden juga menambahkan jika Trump dalam keadaan yang baik dan tidak menderita luka parah. 

BACA JUGA: Kronologi Penembakan Donald Trump Saat Kampanye di Pennsylvania

BACA JUGA: Donald Trump Nyaris Tewas dalam Insiden Penembakan Saat Kampanye di Pennsylvania

"Kita tidak bisa membiarkan kekerasan ini dinormalisasi. Retorika politik di negara ini sudah sangat panas. Ini saatnya untuk mendinginkannya," kata Biden, dikutip dari Reuters, Senin (15/7). 

Dalam pidatonya yang berdurasi sekitar tujuh menit, Biden menegaskan bahwa Di Amerika, mereka menyelesaikan perbedaan di kotak suara. Itulah cara mereka melakukannya. 

Pernyataan ini disampaikan oleh Presiden Biden saat ia berbicara dari Ruang Oval Gedung Putih. Pidatonya disiarkan langsung oleh jaringan berita utama dan juga saluran konservatif Fox News.

Melalui pernyataan ini, Biden menekankan bahwa perbedaan-perbedaan di Amerika harus diselesaikan melalui proses demokrasi, yaitu dengan menggunakan hak pilih di kotak suara, bukan dengan cara-cara kekerasan seperti penggunaan senjata api.

Hal ini menjadi seruan Presiden untuk menjaga perdamaian dan mengedepankan dialog daripada konfrontasi di tengah polarisasi politik yang terjadi.

Ini merupakan kali ketiga Presiden Biden menggunakan suasana formal di Ruang Oval Gedung Putih untuk memberikan komentar atas isu-isu penting yang sedang dihadapi oleh rakyat Amerika sejak ia menjabat pada tahun 2021.

Dengan pemilu 5 November yang tinggal kurang dari empat bulan lagi, masa depan politik Biden saat ini diragukan.

Pidato Biden kali ini, yang menyerukan perdamaian dan penyelesaian perbedaan melalui saluran demokrasi, dianggap sebagai upaya untuk menenangkan ketegangan politik menjelang pemilu yang akan menentukan arah politik Amerika selanjutnya.

Penggunaan Ruang Oval oleh Presiden Biden untuk menyampaikan pidato formal memungkinkannya untuk menampilkan citra sebagai petahana, yang merupakan simbol penting ketika ia menghadapi tantangan dari beberapa orang di Partai Demokrat. 

Beberapa anggota Partai Demokrat telah mengatakan kekhawatiran bahwa Biden, yang berusia 81 tahun, tidak memiliki ketajaman mental yang diperlukan untuk melanjutkan masa jabatan selama empat tahun lagi.

Mereka menginginkan Biden untuk mengundurkan diri dari upaya pemilihan kembali.

Namun, dengan menggunakan setting formal Ruang Oval, Biden berusaha menunjukkan kekuatannya sebagai petahana dan menegaskan kemampuannya untuk memimpin negara.

Hal tersebut merupakan strategi simbolik yang penting bagi Biden untuk mempertahankan citra kepemimpinannya di tengah keraguan internal partainya mengenai kemampuannya.

(ipa)

Berita Terkait
Terkini Lainnya

Lihat Semua