Internasional

Penjabat Presiden Korsel Perintahkan Inspeksi Keselamatan Darurat Pasca Tragedi Pesawat Jeju Air 7C2216

Penjabat Presiden Korsel Perintahkan Inspeksi Keselamatan Darurat Pasca Tragedi Pesawat Jeju Air 7C2216
Penjabat Presiden Korsel Perintahkan Inspeksi Keselamatan Darurat Pasca Tragedi Pesawat Jeju Air 7C2216 (Image From: Businesskorea)

PASUNDAN EKSPRES - Inspeksi keselamatan darurat pasca tragedi kecelakaan pesawat Jeju Air. Penjabat Presiden Korea Selatan, Choi Sang-mok, memerintahkan inspeksi keselamatan darurat terhadap seluruh operasi maskapai penerbangan di negara tersebut pada Senin (30/12).

Langkah ini diambil sebagai respons atas kecelakaan tragis yang terjadi pada penerbangan Jeju Air 7C2216, yang menjadi bencana udara paling mematikan di tanah Korea Selatan.  

Inspeksi Keselamatan Darurat Pasca Tragedi Pesawat Jeju Air

Kecelakaan ini menewaskan 179 penumpang dan empat dari enam awak pesawat, ketika Boeing 737-800 milik Jeju Air mendarat dengan posisi perut di Bandara Internasional Muan.

Pesawat tergelincir keluar landasan, menghantam dinding beton, dan meledak, hingga menimbulkan kebakaran. Dua awak pesawat berhasil diselamatkan hidup-hidup dari reruntuhan.  
  
Dalam rapat manajemen bencana di Seoul, Choi menyatakan bahwa prioritas utama saat ini adalah mengidentifikasi para korban, memberikan dukungan kepada keluarga yang berduka, serta merawat dua korban selamat.

Ia juga meminta agar proses investigasi kecelakaan dilakukan secara transparan dan informasi terbaru disampaikan secara cepat kepada pihak keluarga.  

"Sebelum hasil akhir investigasi dirilis, kami meminta agar semua proses penyelidikan diungkapkan dengan transparan dan segera diinformasikan kepada keluarga korban," ujar Choi, dikutip Reuters, Selasa (31/12).

Choi menambahkan bahwa setelah proses pemulihan selesai, Kementerian Transportasi diminta untuk melakukan inspeksi keselamatan darurat pada seluruh sistem operasi pesawat guna mencegah kecelakaan serupa di masa depan. 

Sebagai langkah awal, Kementerian Transportasi Korea Selatan mengumumkan rencana untuk melakukan inspeksi khusus terhadap semua 101 unit pesawat Boeing 737-800 yang dioperasikan oleh maskapai lokal yang dimulai hari Senin kemarin. Fokus utama inspeksi adalah catatan perawatan komponen utama pesawat.  

Boeing 737-800 dikenal sebagai salah satu pesawat paling banyak digunakan di dunia dengan catatan keselamatan yang umumnya baik.

Pesawat ini dikembangkan jauh sebelum varian MAX, yang sempat menjadi pusat krisis keselamatan Boeing dalam beberapa tahun terakhir.  
  
Sebagai informasi, penerbangan Jeju Air 7C2216 berangkat dari Bangkok, Thailand, dan dijadwalkan mendarat di Bandara Internasional Muan pada Minggu pagi sekitar pukul 09.00 waktu setempat. Namun, pesawat mengalami masalah serius saat mendekati landasan.  

Berdasarkan keterangan awal, pilot melaporkan adanya tabrakan burung (bird strike) sesaat setelah menara kontrol memberikan peringatan mengenai keberadaan burung di sekitar area pendaratan.

Pilot kemudian mengirimkan sinyal darurat Mayday dan menginformasikan niat untuk membatalkan pendaratan pertama dan mencoba mendarat kembali.

Namun, pesawat justru mendarat darurat dengan posisi perut sekitar 1.200 meter dari ujung landasan sepanjang 2.800 meter dan akhirnya tergelincir ke dinding beton.  
  
Sejumlah pakar penerbangan menyatakan bahwa masih banyak pertanyaan yang belum terjawab terkait kecelakaan ini. Salah satunya adalah alasan di balik keputusan untuk mendarat dengan kecepatan tinggi tanpa menurunkan roda pendaratan.  

"Melihat dari rekaman video, saya tidak bisa menemukan alasan yang memaksa pendaratan seperti ini," ujar John Nance, seorang pakar keselamatan penerbangan sekaligus mantan pilot militer dan komersial. 

Investigasi juga akan menyoroti kondisi sistem kendali pesawat, termasuk dugaan adanya kerusakan pada mesin CFM 56-7B26 yang digunakan pesawat.

Mesin ini merupakan produk dari CFM International, sebuah joint venture antara GE Aerospace dan Safran dari Prancis.  

(ipa) 

Berita Terkait
Terkini Lainnya

Lihat Semua