Internasional

Begini Kondisi Puasa di Palestina yang Sangat Mengkhawatirkan

Begini Kondisi Puasa di Palestina yang Sangat Mengkhawatirkan
Begini Kondisi Puasa di Palestina yang Sangat Mengkhawatirkan (Image From: Le Monde)

PASUNDAN EKSPRES - Kondisi puasa di Palestina sangatlah mengkhawatirkan. Warga Palestina bahkan berbuka puasa tanpa merasa senang karena serangan Israel yang terus berlanjut.

Hari pertama Ramadan, warga Palestina di Gaza berada di pertengahan perang. Mereka masih harus dihadapkan dengan ancaman kelaparan dan penyakit, mereka harus tinggal di dalam tenda-tenda dalam keadaan kedinginan, serta harus mendengar setiap bom yang jatuh dengan keras di dekat mereka. 

Kondisi Puasa di Palestina Sangatlah Mengkhawatirkan 

Ketika sebagian Muslim di seluruh dunia merayakan bulan suci Ramadan dan melaksanakan ibadah puasa di siang hari, sementara di Gaza banyak warga yang harus menghadapi serangan pengeboman yang memaksa mereka mencari pertahanan hidup di antara puing-puing rumah yang hancur, mencari orang yang sekiranya masih hidup dan mencari keberadaan mayat-mayat. 

Menurut laporan PBB sekitar 25 orang di Gaza, sebagian besar anak-anak telah meninggal karena malnutrisi dan dehidrasi setelah lebih dari lima bulan pertempuran antara Israel dan Hamas. PBB juga melaporkan adanya kesulitan khusu terhadap akses wilayah utara Gaza untuk pengiriman bantuan. Masyarakat menghadapi kelaparan dan sakit yang semakin parah selama bulan Ramadan. 

Mohammad al-Masry yang merupakan seorang pengungsi dari Khan Younis mengungkapkan bahwa di kota perbatasan selatan Gaza, yaitu Rafah, masyarakat berbuka puasa dengan hidangan sederhana, seperti makanan kaleng dan kacang-kacangan. 

"Kami tidak menyiapkan apa-apa. Apa yang dimiliki para pengungsi?" kata al-Masry, dikutip Aljazeera, Rabu (13/3/2024). 

"Kami tidak merasakan sukacita Ramadan... Lihatlah orang-orang yang tinggal di tenda-tenda dalam cuaca dingin."

Konflik terus berlanjut di seluruh wilayah Gaza, bahkan saat Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres mengeluarkan seruan untuk menghentikan peperangan selama bulan suci Ramadan. Ia juga mengatakan kekecewaannya atas konflik Israel dan Hamas yang tidak kunjungi usai. 

Puluhan orang di Rafah melaksanakan salat tarawih di tengah reruntuhan masjid yang terkena serangan udara Israel beberapa hari lalu. 

Banyak pengungsi di Rafah mencari perlindungan di tenda-tenda darurat yang tersebar di sepanjang wilayah. Mereka duduk di tanah di antara tenda-tenda tersebut dengan ditemani cahaya lampu hias, sembari berbuka puasa.

Meskipun menghadapi situasi yang sulit dan kekurangan, sejumlah masyarakat menemukan cara untuk tetap merayakan awal Ramadan walau tidak meriah. Mereka menciptakan dekorasi yang sederhana dan saling berbagi lentera tradisional di antara tenda-tenda tempat tinggal mereka.

(ipa)

 

Berita Terkait