Kesehatan

Hadapi Tantangan Kesehatan, Menkes Dorong Penambahan Produsen Vaksin Dalam Negeri

Hadapi Tantangan Kesehatan, Menkes Dorong Penambahan Produsen Vaksin Dalam Negeri
Ilustrasi vaksin (Foto: Freepik)

PASUNDAN EKSPRES - Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menyampaikan pentingnya diversifikasi produsen vaksin dan transfer teknologi dalam meningkatkan kapasitas produksi vaksin secara global.

Ia mengungkapkan pelajaran penting yang didapat selama pandemi COVID-19, yaitu tidak boleh bergantung hanya pada satu produsen vaksin.

"Sebelumnya, Indonesia hanya memiliki satu produsen vaksin, yaitu Biofarma, namun dalam dua tahun terakhir, jumlah produsen vaksin di Indonesia telah meningkat menjadi tiga, dengan dua di antaranya berasal dari sektor swasta," jelas Budi dalam acara Gavi Board Meeting di Bali, Rabu (4/12).

Oleh karena itu, Indonesia juga berencana menambah satu lagi produsen vaksin dalam waktu dekat, sehingga total menjadi empat perusahaan. 

Dalam upayanya meningkatkan produksi vaksin, Indonesia juga melakukan transfer teknologi dari produsen vaksin global.

Salah satu contoh terbaru adalah kerja sama antara Merck Sharp Dohme (MSD) dan Biofarma untuk produksi vaksin HPV. 

Selain itu, Biofarma saat ini memproduksi vaksin polio yang didistribusikan ke 150 negara melalui program UNICEF.

"Kami juga mendorong Biofarma untuk segera mendapatkan sertifikasi WHO PQ (Prequalification), meskipun prosesnya panjang dan birokratis. Namun, dengan masukan kami, WHO mulai menyederhanakan proses tersebut. Hal ini penting untuk memastikan pasokan vaksin yang cukup di dunia demi mencegah bahaya pandemi berikutnya," imbuhnya.

Budi menambahkan, Indonesia juga berperan dalam mendukung transfer teknologi ke negara-negara berkembang. Salah satu contohnya adalah kerja sama Biofarma dengan Senegal untuk pengembangan kapasitas produksi vaksin di Afrika.

"Saya percaya kapasitas produksi vaksin tidak boleh terkonsentrasi hanya di negara-negara utara. Teknologi harus didistribusikan ke negara-negara selatan agar lebih banyak nyawa dapat diselamatkan. Pengetahuan ini harus dibagikan sebanyak mungkin kepada perusahaan lain," tegasnya.

Langkah ini, menurutnya, menjadi bagian dari komitmen Indonesia untuk memperkuat kerja sama global dalam menghadapi tantangan kesehatan di masa depan. (inm)

Berita Terkait
Terkini Lainnya

Lihat Semua