5 Penyebab sering Membandingkan Diri dengan Orang Lain: Sehat-Sehat Mental!

5 Penyebab sering Membandingkan Diri dengan Orang Lain: Sehat-Sehat Mental!

5 Penyebab sering Membandingkan Diri dengan Orang Lain: Sehat-Sehat Mental! (Image From: Pexels/Vlada Karpovich)

Kurangnya kepercayaan diri membuat seseorang merasa bahwa nilai dirinya tergantung pada pencapaian atau pengakuan eksternal.

Akibatnya, ia terus-menerus mengamati dan mengukur dirinya berdasarkan apa yang dimiliki atau dicapai orang lain.

Menurut Verywell Mind, orang dengan harga diri rendah lebih rentan melakukan perbandingan sosial karena mereka mencari validasi dari luar untuk meningkatkan perasaan diri. 

3. Keinginan Memenuhi Ekspektasi Sosial

Banyak orang membandingkan diri karena merasa harus memenuhi harapan orang tua, pasangan, teman, atau bahkan masyarakat.

Mereka ingin terlihat sukses, bahagia, dan ideal di mata orang lain. Tak jarang, ini membuat mereka merasa gagal bila hidup mereka tampak 'kurang' dibandingkan orang lain.

Rasa takut akan penilaian negatif atau takut ditolak membuat seseorang berusaha 'menyamai' orang lain yang dianggap lebih unggul. Alih-alih mengejar kehidupan yang sesuai dengan nilai pribadi, mereka justru terjebak dalam perlombaan yang tidak ada ujungnya.

4. Kurangnya Kesadaran Diri

Kesadaran diri yang rendah juga bisa menjadi penyebab utama seseorang membandingkan diri.

Ketika seseorang tidak memahami siapa dirinya sebenarnya, apa nilai-nilainya, kelebihannya, dan tujuannya dalam hidup, ia akan mudah dipengaruhi oleh standar eksternal.

Seseorang yang tidak memiliki identitas diri yang kuat akan mencari arah dan validasi dari luar.

Ia akan cenderung mengukur keberhasilannya berdasarkan standar yang ditetapkan orang lain, bukan dari dalam dirinya sendiri.

Melatih kesadaran diri melalui refleksi, journaling, atau meditasi bisa menjadi cara untuk memahami dan menerima diri dengan lebih baik.

5. Persepsi yang Tidak Akurat terhadap Orang Lain

Kita sering kali salah dalam menilai kehidupan orang lain. Kita hanya melihat potongan yang 'sempurna' dari kehidupan mereka, tanpa mengetahui perjuangan dan masalah yang mereka hadapi. Akibatnya, kita merasa hidup kita lebih buruk dibandingkan mereka.

Padahal, semua orang punya masalahnya masing-masing. Foto-foto bahagia yang dibagikan di media sosial tidak selalu mencerminkan kenyataan.

Namun karena tidak mengetahui seluruh cerita, kita membuat penilaian yang tidak akurat, dan membandingkan hidup kita dengan standar yang tidak realistis.

Menurut sebuah studi dari Journal of Social and Clinical Psychology, terlalu banyak menggunakan media sosial dapat meningkatkan perasaan iri hati dan membuat seseorang merasa hidupnya tidak cukup baik. 


Berita Terkini