Lifestyle

Resolusi Traveloka Dorong Pertumbuhan Pariwisata Berkelanjutan

Resolusi Traveloka Dorong Pertumbuhan Pariwisata Berkelanjutan
Resolusi Traveloka Dorong Pertumbuhan Pariwisata Berkelanjutan

PASUNDAN EKSPRES - Sosialisasi hasil studi dampak sosial-ekonomi, traveloka dorong pertumbuhan pariwisata berkelanjutan. 

Didirikan sejak 2012, Traveloka berkomitmen untuk terus memperkuat pengembangan potensi pariwisata berkelanjutan, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi melalui penguatan kolaborasi dengan akademisi dan Dinas Pariwisata daerah.  

Sebagai platform travel terdepan se-Asia Tenggara, upaya Traveloka tersebut didukung dengan pemaparan hasil studi dampak sosial-ekonomi Traveloka, yang dirilis oleh PwC Indonesia di berbagai universitas di tiga kota destinasi pariwisata unggulan yaitu Bali, Bandung dan Yogyakarta. 

BACA JUGA:Sekretaris Daerah Subang Ajak Masyarakat Berantas Korupsi

Acara sosialisasi tersebut diikuti oleh lebih dari 500 peserta yang terdiri dari mahasiswa, akademisi, dan aparatur Pemerintahan daerah pada tanggal 4, 12 dan 14 Desember 2023. 

Diasakannya sosialisasi ini bertujuan untuk mendiskusikan secara terbuka dampak sosial-ekonomi Traveloka dan industri pariwisata, terhadap kebangkitan ekonomi pasca pandemi dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk institusi pendidikan serta Dinas Pariwisata daerah. 

Dikutip hasil studi yang dirilis oleh PwC Indonesia, Traveloka berperan dalam mendorong peningkatan Nilai Tambah Bruto (Gross Value Added/GVA) Indonesia dalam kurun waktu empat tahun yang mencapai sekitar Rp 155 triliun antara tahun 2019 dan 2022. 

BACA JUGA:Prabowo Sebut Masalah di Papua Rumit, Adanya Campur Tangan Asing

Dari jumlah tersebut, sektor pariwisata menyumbang hampir Rp 70 triliun, atau 2,70 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia yang berperan penting dalam mendorong pertumbuhan sektor perjalanan dan pariwisata pasca pandemi di Indonesia dan Asia Tenggara.

Caesar Indra, selaku Presiden Traveloka mengatakan bahwa  Traveloka menyadari kontribusi signifikan yang dihasilkan dari  ripple effect digitalisasi pariwisata. 

Bukan hanya pada pertumbuhan ekonomi nasional saja namun juga mencakup lapangan pekerjaan dan sektor terkait lainnya. 

“Lebih jauh lagi, kami berinisiatif membawa hasil studi ini sebagai bahan diskusi, berkolaborasi dengan para akademisi serta Dinas Pariwisata daerah, agar masyarakat terutama praktisi pariwisata serta UMKM dapat menggali lebih dalam peluang peningkatan kualitas serta pertumbuhan pariwisata di setiap daerah.”

Tjok Bagus Pemayun, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, menyambut baik inisiatif dari Traveloka. Seiring dengan berakhirnya pandemi, beliau melihat pulihnya sektor pariwisata Bali  menumbuhkan optimisme dalam mencapai target kunjungan wisatawan yang ditetapkan pemerintah. 

“Sebagai provinsi dengan penggerak perekonomian terbesar berada di sektor pariwisata, inisiatif semacam ini memberikan pemahaman lebih dalam terhadap peran aktif pariwisata dengan sektor penunjang lainnya dalam membangun ekonomi bangsa. Forum diskusi semacam ini membuka peluang kerja sama terutama dalam hal peningkatan kualitas sumber daya manusia terutama di bidang digitalisasi pariwisata untuk mendorong pertumbuhan pariwisata Bali.” kata Tjok Bagus Pemayun, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali.

Studi dampak sosial-ekonomi tersebut juga menyoroti dampak Traveloka yang memungkinkan para mitranya di Indonesia untuk membuka akses ke pasar global baru dan berinovasi untuk mendiversifikasi aliran pendapatan. 

BACA JUGA:Debat Capres Makin Panas, Prabowo Terus Menerus Diserang Isu HAM

Sebanyak 86 persen pelaku usaha yang berpartisipasi dalam studi ini setuju bahwa Traveloka telah membantu mempercepat pertumbuhan bisnis mereka di sektor Travel & Tourism, Food & Beverages, dan Lifestyle. 

Para responden melaporkan rata-rata pertumbuhan penjualan sebesar 50 hingga 75 persensetelah bermitra dengan Traveloka. 

Traveloka juga berperan menjadi katalisator untuk mempromosikan bisnis lokal dan inklusi sosial di industri perjalanan dan pariwisata dengan meningkatkan visibilitas bisnis, meningkatkan aktivitas pariwisata lokal, serta menghidupkan kembali minat dan apresiasi terhadap warisan budaya. 

Studi mencatat sebesar 67 persen pelaku usaha yang berbasis di destinasi yang belum banyak dikenal melaporkan adanya tren positif dalam hal kunjungan ke bisnis mereka setelah bermitra dengan Traveloka. 

BACA JUGA:Ridwan Kamil Temui Presiden Jokowi di Istana, Ada Apa?

Dalam kegiatan pemaparan tersebut, Traveloka juga memperkenalkan standar Global Sustainable Tourism Council (GSTC) kepada mitra bisnis lokal.

Komitmen Traveloka untuk berkontribusi lebih lanjut pada pariwisata berkelanjutan terwujud melalui kemitraan strategis dengan berbagai institusi dan lembaga terkemuka seperti GSTC.

Sejak 2022, Traveloka melakukan pelatihan sertifikasi GSTC bagi para pelaku pariwisata terutama bagi mitra di industri akomodasi. Hingga saat ini, sebanyak 110 mitra akomodasi di tiga negara di Asia Tenggara telah mengikuti serangkaian sesi pelatihan yang diselenggarakan Traveloka.

Berdasarkan survei internal pengguna Traveloka mengenai produk keberlanjutan, ditemukan bahwa 88 persen pengguna yang disurvei di Indonesia menghargai pilihan untuk mengimbangi jejak karbon mereka saat memesan penerbangan di aplikasi Traveloka. Selain itu, 80 persen responden mengatakan bahwa mereka akan lebih cenderung memilih akomodasi yang menerapkan praktik keberlanjutan. 

BACA JUGA:Anies Kenalkan Program Bansos Plus Saat Kampanye di Riau

Melalui forum diskusi tersebut, Traveloka kembali memperkuat posisinya sebagai platform travel terdepan yang fokus pada inovasi digitalisasi pariwisata serta peningkatan kualitas untuk pariwisata berkelanjutan. 

"Industri perjalanan dan pariwisata merupakan benang merah yang merangkul berbagai sektor penunjang pertumbuhan ekonomi daerah. Traveloka siap berkolaborasi dengan mitra akademisi dan Dinas Pariwisata untuk meningkatkan kualitas sektor pariwisata, baik dalam hal peningkatan kualitas sumber daya di ranah digitalisasi pariwisata maupun mendorong kemitraan dengan pelaku usaha perjalanan dan pariwisata", tutup Caesar.

 

Berita Terkait