PASUNDAN EKSPRES- Ketimpangan ekonomi adalah fenomena yang masih menghantui Indonesia, terutama termanifestasi melalui infrastruktur yang menjadi cerminan nyata dari kesenjangan antara daerah-daerah kaya dan miskin.
Mari kita telaah perbedaan yang mencolok ini dengan memandang infrastruktur dari perspektif perumahan yang berbeda.
Sebuah perumahan dengan jalan yang lebar dan terawat seperti di ilustrasi awal menunjukkan tingkat kesejahteraan yang relatif tinggi.
Trotoar yang nyaman bagi pejalan kaki menjadi indikator keteraturan dan keamanan lingkungan. Namun, coba bayangkan ketika kita melangkah sedikit lebih dalam ke perkampungan, gambaran perubahan drastis terjadi. Jalanan yang mulus berubah menjadi labirin lubang dan becek.
Ini adalah perwujudan konkret dari perbedaan ekonomi yang mencolok. Ketika infrastruktur kota mulai memburuk, kesenjangan ekonomi semakin terasa.
Bagi sebagian orang, mengalami perjalanan dari daerah yang baik ke daerah yang tidak terawat bisa menjadi pencerahan akan realitas pahit ketimpangan ekonomi.
Namun, perbedaan ini tidak hanya terlihat dalam kualitas jalan. Infrastruktur yang buruk juga berarti akses terhadap layanan dasar seperti pendidikan, kesehatan, dan transportasi menjadi terbatas.
Di sini terlihat jelas bahwa ketimpangan ekonomi tidak hanya tentang perbedaan dalam jumlah uang yang dimiliki, tetapi juga tentang kesempatan dan akses yang tidak merata.
Perbandingan antara kondisi infrastruktur di Indonesia dengan Korea Selatan dan Korea Utara memberikan gambaran yang mencerahkan.
Meskipun perbedaan ekonomi antara kedua Korea sangat besar, infrastruktur yang baik di Korea Selatan menjadi bukti nyata akan pembangunan yang merata dan inklusif.
Sementara itu, kondisi di Korea Utara menunjukkan betapa besarnya dampak ketimpangan ekonomi terhadap infrastruktur dan kesejahteraan masyarakat.
Penting untuk diingat bahwa pengalaman pribadi juga menjadi sumber pemahaman yang berharga.
Membandingkan kehidupan di perumahan mewah dengan lingkungan yang lebih sederhana dapat membuka mata kita akan realitas yang tidak selalu terlihat di permukaan.
Sebagai contoh, melalui pengalaman naik motor di daerah yang berbeda, kita dapat merasakan sendiri bagaimana infrastruktur yang buruk dapat mempengaruhi kualitas hidup dan mobilitas.
Tentu saja, kesenjangan ekonomi bukanlah masalah yang mudah diatasi. Diperlukan upaya bersama dari pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta untuk menciptakan pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan.
Ini termasuk investasi dalam pembangunan infrastruktur yang merata serta kebijakan yang mendukung redistribusi kekayaan dan kesempatan.
Dengan membuka mata kita terhadap realitas ketimpangan ekonomi melalui infrastruktur, kita dapat memperkuat tekad untuk bergerak menuju masyarakat yang lebih adil dan sejahtera bagi semua warganya.
Semoga tulisan ini dapat menjadi pijakan untuk refleksi dan tindakan lebih lanjut dalam mengatasi ketimpangan ekonomi yang masih menghantui negeri kita