Pakar Komunikasi Dr Aqua Dwipayana Ungkapan Tiga Modal Menjadi Praktisi PR yang Baik

Pakar Komunikasi Dr Aqua Dwipayana Ungkapan Tiga Modal Menjadi Praktisi PR yang Baik.
BANDUNG-Seorang praktisi Public Relations (PR) harus melengkapi diri dengan berbagai kompetensi dan sikap diri. Hal itu adalah ketegasan dan menguasai bidang tugas, selain juga mesti memiliki kecerdasan emosi, kecerdasan intelektual, dan kemampuan komunikasi yang baik karena PR memiliki tugas membina komunikasi ke pihak internal dan eksternal.
Doktor komunikasi lulusan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran tersebut menyampaikan hal itu saat Sharing Komunikasi dan Motivasi dalam kegiatan “Kuliah Umum Cyber Public Relations” yang digelar oleh Program Magister Ilmu Komunikasi (Ilkom) Pascasarjana FISIP Univeritas Andalas (Unand) Padang, secara online atau daring pada Rabu (27/3/2024).
“Komunikasi intens, akrab, dan berkesinambungan harus dilakukan dengan internal dan eksternal, terutama ke media. PR harus paham apa yang dibutuhkan media. Saat saya menjadi PR, di luar jam kerja, saya datang ke kantor dan ke rumah mereka untuk menjalin hubungan intens dan kekeluargaan,” demikian dipaparkan Dr Aqua Dwipayana.
Dalam menghadapi media, praktisi PR harus memahami apa yang dibutuhkan media dan harus paham juga jam kerja mereka. Seorang PR Officer jangan membiasakan memberi uang, tapi pahami yang dibutuhkan media. Dengan memahami media dan menjalin hubungan yang intens dan kekeluargaan, PR akan terbantu saat menghadapi krisis. Karena, kalaupun ada pemberitaan menyangkut perusahaan di kala krisis terjadi, beritanya tetap tidak vulgar.
BACA JUGA: Mulai Hari Ini, Pendaftaran SPMB DKI Jakarta 2025 Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya
Paling utama adalah praktisi PR harus mencintai pekerjaannya, sehingga dengan begitu, ia bisa totalitas dalam bekerja. Karena, seorang PR yang bagus terlihat ketika ia mampu menangani krisis. Selain itu, nilai-nilai lain yang harus dimiliki seorang PR menurut Aqua Dwipayana adalah praktisi PR harus rendah hati dan mau belajar. “Setiap orang adalah guru dan setiap tempat sebagai kelas,” pesan motivator kawakan ini yang telah memotivasi jutaan orang baik di Indonesia maupun puluhan negara.
Berkomitmen Sharing
Meski masih dalam masa pemulihan kondisi kesehatannya setelah sempat mengalami sesak nafas di Bandara Sentani Jayapura, Papua, beberapa waktu lalu, Pakar Komunikasi dan Motivator Nasional Dr Aqua Dwipayana tetap berkomitmen menyampaikan Sharing Komunikasi dan Motivasi kepada banyak kalangan.
Pada Rabu 27 Maret 2024 siang, doktor Komunikasi lulusan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran terrsebut menyempatkan diri melakukan sharing dalam kegiatan “Kuliah Umum Cyber Public Relations” yang digelar oleh Program Magister Ilmu Komunikasi (Ilkom) Pascasarjana FISIP Univeritas Andalas (Unand) Padang, secara online atau daring.
Sebagaimana diketahui, pada awal pekan minggu keempat Maret 2024, Senin pagi (18/3/2024) sekitar pukul 07.30 WIT begitu keluar dari pesawat Batik Air ID 6180 di Bandara Sentani Jayapura, Papua, tiba-tiba Dr Aqua Dwipayana mengalami sesak nafas. Langkahnya terhenti saat meninggalkan garbarata atau belalai gajah. Ia pun langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat yakni Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Yowari Sentani.
Dr Aqua Dwipayana kemudian dipindahkan ke Rumah Sakit Bhayangkara Jl. Jeruk Nipis, Wahno, Abepura, Kota Jayapura, untuk penanganan lebih intensif. Setelah sempat diperiksa di Unit Gawat Darurat (UGD), pria dengan jejaring pertemanan sangat luas itu kemudian menjalani perawatan di Ruang VIP Mabruk 12 rumah sakit tersebut.
Dalam kuliah umum daring secara jarak jauh, Staf Ahli Ketua Umum KONI Pusat itu membagikan ilmu dan pengalamannya saat menjadi wartawan (1988-1994) dan praktisi Public Relations (PR) tahun 1995-2005. Sebagaimana diketahui, sebelum memilih mundur sebagai karyawan dan menjadikan hanya Tuhan sebagai satu-satunya atasan, Dr Aqua Dwipayana pernah menekuni karier sebagai wartawan di berbagai media nasional dan menjadi humas di salah satu perusahaan besar nasional.
“Dahulu PR hanya berhadapan dengan media mainstream, tapi sekarang banyak media sosial yang dinamikanya sangat tinggi. Meski demikian, berapa pun besar tantangan, praktisi PR harus tetap mempertahankan nilai-nilai, seperti kejujuran dan berkarakter,” ucap penulis buku super best seller Trilogi The Power of Silaturahim tersebut.
Lebih jauh disampaikan Dr Aqua Dwipayana, dalam menghadapi dinamika media sosial dengan beragam komentar negatif dan positif dari pengguna internet, dalam konteks PR, Dewan Pakar Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI) Pusat ini menyodorkan prinsip “tak mesti menyenangkan semua orang”. Meski demikian, setiap unsur dalam bidang PR harus selalu update dan intens memonitor media sosial. Sekecil apapun komponen yang disampaikan jangan dibiarkan, karena bisa jadi bola liar. Setiap pegawai pun bisa menjadi PR bagi perusahaannya.
“Yang lebih penting adalah memperkuat internal, tak perlu khawatir pada netizen. Justru itu menjadi masukan. Sekecil apapun yang dikomentari, jangan diabaikan dan harus diambil sebagai masukan,” kata Dr Aqua Dwipayana ketika menjawab pertanyaan salah satu mahasiswa di kelas Seminar Komunikasi Siber dan Public Relations itu.
Dr Aqua Dwipayana menegaskan bahwa tantangan yang dihadapi oleh profesi PR saat ini jauh lebih besar, terutama karena kehadiran media sosial. Hal ini menunjukkan bahwa dalam era digital dan internet, PR harus menghadapi dinamika yang lebih kompleks saat membangun citra dan menjaga reputasi klien atau perusahaan yang mereka wakili.