PASUNDAN EKSPRES- Gubernur Jawa Barat terpilih, Dedi Mulyadi, menyampaikan tanggapannya terkait wacana reaktivasi Bandara Husein Sastranegara, Bandung. Ia menegaskan bahwa pemerintah provinsi akan mencari solusi terbaik yang menguntungkan semua pihak.
“Kajian terkait wacana ini akan segera dilakukan, dan kami juga akan berkoordinasi dengan pemerintah pusat,” ujar Dedi dalam pernyataannya, Rabu (22/1).
Dedi menekankan pentingnya mendukung pengembangan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati di Majalengka.
“Kami akan mencari cara agar BIJB Kertajati dapat beroperasi lebih optimal,” tambahnya.
Meski demikian, Dedi mengapresiasi dan menghormati aspirasi yang mengusulkan reaktivasi Bandara Husein Sastranegara.
“Hal ini tidak perlu diperdebatkan lebih jauh. Yang terpenting adalah duduk bersama untuk mencari solusi terbaik,” jelasnya.
Dedi juga menyoroti pentingnya menjaga keseimbangan kepentingan antara Kota Bandung dan BIJB Kertajati.
“Kota Bandung harus tetap hidup dengan UMKM-nya, dan di sisi lain, BIJB Kertajati juga harus bisa berkembang sebagai bandara utama Jawa Barat,” imbuhnya.
Wacana reaktivasi Bandara Husein kembali mencuat belakangan ini. Salah satu desakan datang dari Wali Kota Bandung terpilih, M. Farhan, yang menyampaikan aspirasi sejumlah kelompok masyarakat di Kota Bandung.
Namun, reaktivasi Bandara Husein dapat memengaruhi keberlanjutan BIJB Kertajati. Bandara yang menjadi kebanggaan Jawa Barat ini sebelumnya telah menggantikan Bandara Husein untuk penerbangan komersial, sesuai kebijakan pemerintah pusat.
Sayangnya, kinerja BIJB Kertajati belum optimal. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat mencatat, jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang masuk melalui Bandara Kertajati masih jauh di bawah angka ketika Bandara Husein Sastranegara beroperasi penuh.
Pada Juni 2024, hanya tercatat 687 wisman yang masuk melalui Bandara Kertajati. Angka ini kontras dengan Juni 2019, ketika Bandara Husein mencatat kedatangan 8.652 wisman sebelum pandemi Covid-19 melanda.
Selain itu, tren kunjungan wisman secara bulanan juga menunjukkan penurunan. Pada Mei 2024, jumlah wisman yang masuk melalui Kertajati mencapai 1.360 orang, namun anjlok 49,49 persen pada Juni 2024.
Dedi Mulyadi berharap semua pihak dapat bekerja sama untuk mencari solusi yang tidak hanya menguntungkan BIJB Kertajati, tetapi juga mendukung aktivitas ekonomi dan pariwisata di Bandung.