PURWAKARTA-Dinas Pendidikan Kabupaten Purwakarta kembali berinovasi. Kali ini berupa inovasi hilirisasi transformasi pendidikan salah satunya melalui Program Tatanen di Bale Atikan (TdBA).
Yakni, berupa Mandala Karsa (Sustainable Creation Hub) yang dilaunching di Komplek Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Jalan Purnawarman Timur No. 1 Sindangkasih, Purwakarta, Jumat (27/9).
Hadir pada peluncuran Mandala Karsa Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Purwakarta Norman Nugraha, para Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) Provinsi Jawa Barat dan Balai Besar Guru Penggerak (BBGP) Provinsi Jawa Barat.
Turut hadir pula Muhammad Irvan Efrizal CEO Selft Leraning Institute (SLI) selaku Konsultan Dinas Pendidikan, Khaerul Anam Guru Permakultur Indonesia, dan tetamu undangan lainnya.
Dalam sambutannya, Sekda Purwakarta Norman Nugraha mengatakan, banyak tranformasi pendidikan yang berhasil dilakukan Dinas Pendidikan Purwakarta. Di antaranya, program Tatanen di Bale Atikan, Sekolah Ekologi dan Arboretum Bambu Linuhung.
Adapun saat ini, sambungnya, diluncurkan Bale Mandala Karsa yang merupakan sekolah untuk keterampilan masyarakat sebagai upaya peningkatan sumber daya manusia yang unggul dan penguatan pendidikan karakter yang sangat luar biasa.
"Saya melihat inovasi tranformasi pendidikan ini satu potensi yang kiranya bisa diintegrasikan. Diawali kesiapan tenaga kerja yang dididik di Bale Mandala Karsa sehingga bisa mendukung UMKM," kata Norman.
Potensi-potensi ke arah sana, sambungnya, sangat memungkinkan. Dirinya pun menginginkan anak-anak di Purwakarta bisa mandiri.
"Hingga dapat mencapai tujuan akhir, yakni tidak lagi berbicara bahwa nanti saya harus kerja di mana atau kalau sudah besar mau menjadi apa, karena potensinya sudah terlihat sejak dini," ujarnya.
Pihaknya pun berharap pendidikan bisa memberikan dampak positif terhadap semua bidang. Mencakup pertumbuhan ekonomi, ketahanan pangan, pengendalian inflasi dan lain sebagainya.
"Insyaallah inovasi tranformasi pendidikan seperti Mandala Karsa ini nanti akan saya coba terapkan juga di seluruh perangkat daerah, kecamatan dan desa-desa di Kabupaten Purwakarta," ucap Norman.
Sementara Kepala Dinas Pendidikan Purwakarta Dr. H. Purwanto, M.Pd mengatakan, Mandala Karsa didirikan sebagai pusat kreasi berkelanjutan atau sustainable creation hub yang menjadi ruang ekspersi kreativitas pelajar purwakarta.
"Mandala Karsa menjadi sarana hilirisasi dari program-program transformasi pendidikan dan pembelajaran di Purwakarta," kata Purwanto.
Mandala Karsa, sambungnya, adalah bagian penting dari program TdBA yang membuktikan bahwa transformasi di Purwakarta bukan hanya transformasi pendidikan tapi juga transformasi sistem pangan dan sistem tata kelola lingkungan.
"Salah satu bagian penting dari program TdBA adalah mendidik anak-anak Purwakarta tentang kesadaran spasial dan kekayaan sumber daya alam di daerahnya. Kemudian, membekalinya dengan berbagai keterampilan dan kecakapan untuk mengelolanya menjadi produk yang berdaya nilai dan berdaya jual," ujarnya.
Inisiatif ini mendidik anak-anak Purwakarta memiliki mental kewirausahaan sejak dini, dan mengajarkan anak-anak untuk menjadi manusia yang berdaya dan memiliki pola pikir maju.
"Mandala Karsa, menjadi pusat pameran dan penujualan produk-produk hasil inovasi dan kreativitas pembelajaran, yang dikurasi secara cermat dan dibimbing sampai mendapatkan legalitas penjualan seperti PIRT dan Halal," ucap Purwanto.
Ini, lanjutnya, merupakan satu-satunya inovasi yang dimiliki sistem pendidikan di Purwakarta dan tidak ada di daerah lain. Jika produk UMKM dikenal sebagai home industry, kata dia, maka produk-produk di Mandala Karsa bisa disebut sebagai produk school industry.
Disebutkannya, program TdBA memang tidak berorientasi pada produk, tetapi yang perlu diketahui pembelajaran secara holistik yang berhasil bukan hanya menghasilkan pengetahuan dan kemampuan memecahkan masalah tetapi juga menghasilkan karya dan inovasi salah satunya adalah produk.
"Produk bisa berupa makanan, minuman, ecoprint, kerajinan tangan, buku, alat teknologi dan lain- lain," kata Purwanto.
Pendidikan abad ini, ujar dia, seharunya membuat anak-anak tallentfull atau penuh kreativitas, penuh keterampilan, dari mulai keterampilan berkebun, memasak, mengolah hasil kebun, membuat kreasi makanan dan minuman dan lain-lain.
"Ini yang dilakukan di negara-negara maju saat ini. Memotivasi mereka dengan mengirimkan karyanya ke Mandala Karsa akan membuat motivasi mereka meningkat dan memiliki kebanggaan apabila produknya dapat dipasarkan melalui Mandala Karsa," ujarnya.
Lebih lanjut dirinya mengatakan, Dinas Pendidikan sudah mengupayakan ini dengan sangat serius, dan berinvestasi mulai dari mendirikan bangunan, melengkapi fasilitas penunjang, sumberdaya pegawai semua dilakukan untuk menyukseskan transformasi pendidikan di Purwakarta dari hulu ke hilir.
"Di mana hulunya adalah tranfsormasi pembelajaran, dan hilirnya adalah ekspresi pemberdayaan kreativitas, inovasi dan kewirausahaan melalui Mandala Karsa," ucapnya.(add)