News

Pemkab Subang Terus Lanjutkan Program Inovatif untuk Tekan Angka Stunting

Pj Bupati Subang, Dr Imran
BAHAS STUNTING: Pj Bupati Subang, Dr Imran saat memberikan pemaparan terkait stunting di Aula Pemda Subang dalam Rakor Penurunan Stunting.

SUBANG-Rapat Koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) tingkat Desa/Kelurahan di Kabupaten Subang tahun 2024 digelar di Aula Pemerintah Daerah (Pemda) Subang pada Kamis (3/10).

Sekda Kabupaten Subang, Asep Nuroni menyampaikan, capaian prevalensi stunting di Kabupaten Subang sejak tahun 2021 hingga 2023. Menurutnya, angka prevalensi stunting di Subang berada di bawah rata-rata provinsi. Hal ini, kata Asep, merupakan hasil kerja sama dari semua pihak. 

"Ini berkat kerja sama kita semua, mudah-mudahan kita bisa terus menurunkan angka stunting ini," ungkapnya.

Lebih lanjut, Sekda Subang juga memaparkan beberapa intervensi yang akan dilakukan oleh Pemerintah Daerah melalui dana desa. Antara lain pemberian makanan tambahan untuk ibu hamil yang mengalami kekurangan energi kronis (KEK) dan balita dengan gizi kurang, pangan olahan khusus untuk balita yang mengalami stunting, fasilitasi rujukan kasus stunting,
emeriksaan kesehatan bagi calon pengantin (catin).

Kemudian, pemberian tablet tambah darah untuk catin yang mengalami anemia dan peningkatan kapasitas kader dalam pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak. Dan, peningkatan diversifikasi dan ketahanan pangan masyarakat.

Selain itu, ia juga menyoroti tiga faktor utama yang menjadi determinan stunting di Kabupaten Subang, yaitu paparan asap rokok, tidak memiliki Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)/BPJS, dan riwayat KEK pada ibu hamil.

Asep Nuroni menegaskan, Pemerintah Kabupaten Subang akan terus melanjutkan program inovatif penurunan stunting, yaitu Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS) 3.0. Program ini diharapkan dapat menjadi salah satu solusi dalam percepatan penurunan angka stunting di Subang.

Sementara itu Pj. Bupati Subang Dr Imran menggarisbawahi pentingnya kesadaran semua pihak terkait pemberian gizi bagi ibu hamil dan anak-anak sebagai langkah awal pencegahan stunting. Menurutnya, jika penanganan dilakukan sedini mungkin, maka angka stunting dapat ditekan secara signifikan.

"Sebenarnya terkait dengan stunting, penanganannya itu mudah kalau kita aware dari awal. Oleh karena itu, program New Zero Growth Stunting yang digagas oleh Pak Sekda Provinsi sangat relevan. Artinya, jika kita tangani dari awal, stunting tidak akan terjadi saat kelahiran bayi," tegasnya.

Ia menjelaskan, Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) akan segera dilaksanakan pada bulan Oktober 2024. Survei ini akan menyasar 77 desa dan 6 kelurahan di 30 kecamatan di Kabupaten Subang.

"Saya berharap semua pihak siap mendukung survei ini. Masalah seperti paparan asap rokok, BPJS, dan ibu hamil dengan KEK harus kita selesaikan mulai sekarang, sehingga ketika SSGI dilakukan, kita bisa menunjukkan perbaikan nyata," pungkasnya.(cdp/ysp)

Berita Terkait
Terkini Lainnya

Lihat Semua