Sejarah Hari Kartini & Perjuangan Emansipasi Perempuan

Foto: Screenshoot via Freepik
Hasil dari transformasi tersebut terungkap dalam surat-surat yang ditulisnya setelah bebas dari masa pengurungan kepada teman-temannya di Belanda. Secara umum, Kartini berjuang untuk emansipasi di Indonesia.
"Dua tujuan kami adalah untuk memajukan bangsa kami dan membuka jalan bagi perempuan kami menuju kehidupan yang lebih baik, yang sesuai dengan martabat manusia," tulis Kartini kepada Nellie van Kol pada tahun 1901.
Bagi Kartini, pendidikan formal adalah kunci untuk mencapai tujuan tersebut.
Dia yakin bahwa dengan pendidikan, pikiran perempuan bisa berkembang dan matang.
Bahkan, perkembangan ini tidak hanya memengaruhi perempuan itu sendiri, tetapi juga anak-anak yang akan dilahirkan kelak.
"Perempuan Jawa harus dididik, harus belajar, dan harus berkontribusi dalam proyek besar seperti pendidikan nasional yang sangat besar," tulis Kartini.
Sayangnya, Kartini wafat dalam usia muda, 25 tahun, pada 17 September 1904, setelah melahirkan anak pertamanya.
Meskipun demikian, pandangan modernis menganggap Kartini sebagai tokoh yang melawan norma zaman dan penting untuk diabadikan.
Oleh karena itu, surat-suratnya dikumpulkan dan diterbitkan menjadi buku berjudul "Door Duisternis tot Licht" (Dari Kegelapan Menuju Cahaya).