News

Penelitian Studi Kasus Vs Penelitian Berbasis Kasus

Penelitian Studi Kasus Vs Penelitian Berbasis Kasus

Penulis: Nilah Karnilah

Mahasiswi Pasca Sarjana UPI, Guru Matematika SMPN 1 Cimaung, Kab.Bandung

Penelitian studi kasus dan penelitian berbasis kasus, keduanya seringkali dianggap sama karena terdengar mirip. Apakah Anda juga berfikir bahwa kedua keduanya sama? Artikel ini akan membantu kita memahami perbedaan esensial antara penelitian studi kasus dan penelitian berbasis kasus.

Penelitian Studi Kasus

Penelitian studi kasus merupakan salah satu dari strategi-strategi penelitian.  Dimana strategi penelitian ini mencangkup kepakaran, asumsi-asumsi, dan tindakan-tindakan yang digunakan seorang peneliti ketika bergerak dari paradigma dan desain penelitian menuju tahap pengumpulan data empiris di lapangan. Penelitian studi kasus adalah penelitian yang dilakukan terhadap suatu ‘obyek’, yang disebut sebagai ‘kasus’, yang dilakukan secara seutuhnya, menyeluruh dan mendalam dengan menggunakan berbagai macam sumber data (Hancock dan Algozzine, 2006). Tidak semua objek penelitian dapat diangkat sebagai kasus dalam penelitian studi kasus. Objek yang dapat diangkat dalam penelitian studi kasus adalah (1) kejadian atau peristiwa (even), situasi, proses, program, dan kegiatan; dan (2) fenomena yang belum berlangsung lama, sehingga tradisi atau budaya tidak tepat digunakan sebagai objek penelitian. Tujuan dari penelitian studi kasus adalah memahami kompleksitas dari kasus yang dipelajari. Tujuan dari penelitian studi kasus bukan hanya untuk kepentingan ilmu pengetahuan, mengingat bahwa satu kasus tunggal atau sejumlah kecil kasus itu tidak bisa mewakili jumlah populasi yang besar dan kurang memiliki landasan teoritis generalisasi yang handal. Sehingga tujuan dari studi kasus bukan mewakili dunia, namun mewakili suatu kasus. Jenis penelitian ini digunakan ketika peneliti ingin mendapatkan gambaran menyeluruh tentang suatu fenomena yang unik atau kompleks. 

Penelitian Berbasis Kasus

Penelitian berbasis kasus adalah strategi penelitian yang menggunakan berbagai kasus untuk mengembangkan teori. Peneliti mengumpulkan dan menganalisis data dari beberapa kasus untuk mengidentifikasi pola, membangun konsep, dan menguji teori (Eisenhardt, 1989). Penelitian berbasis kasus melibatkan proses berulang dimana data dikumpulkan dan dianalisis secara simultan, sehingga memungkinkan peneliti untuk mengembangkan teori berdasarkan data. Kasus yang dipilih sebagai objek penelitian, merupakan kasus-kasus yang representatif atau kontras, sehingga dapat memberikan wawasan yang lebih kaya dan lebih general. Tujuan dari penelitian berbasis kasus adalah untuk mengembangkan pemahaman yang dapat digeneralisasikan dari beberapa kasus yang dianalisis. Jenis penelitian ini digunakan ketika peneliti ingin menemukan pola atau prinsip yang dapat diterapkan lebih luas.

Penelitian “Motivasi Siswa dalam Belajar Matematika: Studi Kasus Pengalaman Belajar Siswa SMP Kelas IX”, merupakan jenis penelitian studi kasus. Penelitian tersebut akan fokus pada pengalaman belajar matematika siswa kelas IX di sebuah SMP secara menyeluruh dan mendalam. Penelitian akan menggali bagaimana siswa tertentu di kelas IX memperoleh motivasi dalam belajar matematika, apa faktor-faktor yang memengaruhi motivasi mereka, bagaimana motivasi tersebut memengaruhi hasil belajar mereka, dan mungkin juga bagaimana lingkungan sekolah dan lingkungan rumah memainkan peran dalam proses ini. 

Penelitian “Penggunaan Teknologi Digital dalam Pembelajaran Matematika: Analisis dari Beberapa SMP di Kabupaten X”, merupakan penelitian berbasis kasus. Penelitian tersebut melibatkan analisis dari beberapa kasus (beberapa SMP) di wilayah yang sama (Kabupaten X) untuk memahami dan menganalisis bagaimana teknologi digital digunakan dalam pembelajaran matematika di setiap sekolah. Penelitian ini, memungkinkan peneliti untuk mengembangkan pemahaman yang lebih luas tentang efektivitas penggunaan teknologi digital dalam pembelajaran matematika di tingkat SMP, berdasarkan variasi dalam konteks sekolah yang berbeda-beda.

Memahami perbedaan kedua jenis penelitian ini merupakan hal yang penting bagi para peneliti, untuk memilih metode yang paling sesuai dengan pertanyaan dan tujuan penelitian yang diajukan. (*)

 

Artikel ini ditulis sebagai salah satu hasil diskusi Topik Penetitian Studi Kasus dan Paradigmanya pada mata kuliah Paradigma Penelitian Pendidikan Matematika Universitas Pendidikan Indonesia, 03 April 2024.

Sumber: 

Hancock, D. R., & Algozzine, B. (2006). Doing case study research: A practical guide for beginning researchers. New York, United States of America: Teachers College Press.

Eisenhardt, K. M. (1989). Building theories from case study research. Academy of Management Review, 14(4), pp. 532–550.

 

 

 

 

Berita Terkait