Saung Tinanggur di Ciater Subang Konsisten Jadi Pusat Pelatihan dan Budidaya Anggur

Saung Tinanggur di Ciater Subang Konsisten Jadi Pusat Pelatihan dan Budidaya Anggur

TANAMAN ANGGUR: Saung Tinanggur telah menjadi destinasi unik bagi para penggemar tanaman anggur dan pelatihan pertanian. HADI MARTADINATA/PASUNDAN EKSPRES

SUBANG-Saung Tinanggur yang berlokasi di Jalan Raya Palasari Cibeusi, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, telah menjadi destinasi unik bagi para penggemar tanaman anggur dan pelatihan pertanian. Saung Tinanggur, yang dikelola oleh Rinaldi, telah berkembang menjadi pusat pelatihan dan budidaya anggur yang menawarkan berbagai varietas anggur, mulai dari yang lokal hingga impor.

Pemilik dan pengelola Saung Tinanggur, Rinaldi, memulai perjalanannya dalam dunia budidaya anggur sekitar tahun 2016. Inspirasi tersebut datang dari kebutuhannya untuk memberikan makanan sehat bagi anaknya yang berusia dua tahun. Saat itu, setiap hari Jumat, Rinaldi selalu membeli buah-buahan dari pasar, termasuk anggur. Dari sinilah ide untuk menanam anggur sendiri muncul.

"Saya berpikir, kenapa tidak mencoba menanam anggur sendiri? Siapa tahu bisa berbuah," ujarnya pada Rabu (29/5).

Setelah membeli anggur dari pasar, Rinaldi mencoba menyemai biji anggur tersebut. Namun, pertumbuhan anggur dari biji ternyata sangat lambat. Untuk mengatasi masalah ini, Rinaldi mencari informasi lebih lanjut di media sosial dan bergabung dengan grup Facebook yang berfokus pada budidaya tanaman anggur.

BACA JUGA: 2 Pria Peras Supir Truk Demi Miras Diamankan Polisi di Subang

Di grup Facebook yang berfokus pada budidaya anggur, Rinaldi menemukan banyak informasi dan dukungan dari komunitas pecinta tanaman anggur. Melalui grup ini, ia belajar tentang berbagai teknik dan tips untuk meningkatkan pertumbuhan anggur. Salah satu langkah penting yang diambil Rinaldi adalah membeli bibit anggur impor langsung dari Ukraina melalui sistem group buy (GB).

"Kami patungan seorang berapa nanti dapat berapa jenis. Alhamdulillah dulu dapat beberapa jenis yang ditanam," jelasnya.

Saat ini, Saung Tinanggur memiliki koleksi sekitar 70 jenis anggur. Varietas ini beragam, mulai dari yang berbentuk bulat, lonjong, hingga yang menyerupai cabai. Beberapa varietas anggur yang dikoleksi di antaranya adalah Akademik, Muspi, Angelica, Ninel, Harold, Jupiter, dan Julian. Selain itu, ada juga varietas baru seperti Erliadora dan Kismis Veles.

"Jenis-jenis ini sangat beragam dan menarik, dan saya cukup hafal semua," kata Rinaldi dengan bangga. 

BACA JUGA: Ular Sanca Sepanjang 3 Meter Menutup Saluran Air Warga di Dangdeur, Damkar Gercep Evakuasi

Rinaldi menjelaskan, alasan utama memilih anggur adalah karena tanaman ini memiliki banyak keunggulan. Pertama, anggur memiliki citra sebagai tanaman mewah dan berkelas. Kedua, anggur tidak membutuhkan lahan yang luas dan bisa ditanam dalam pot (tabulampot). Ketiga, perawatan anggur relatif mudah dibandingkan tanaman lain, meskipun memiliki kelemahan karena mudah terkena jamur di iklim tropis seperti Indonesia.

Untuk mengatasi masalah jamur, Rinaldi menggunakan naungan plastik atau green house sehingga anggur tidak terkena hujan tetapi tetap mendapatkan sinar matahari yang cukup. 

"Anggur lebih senang sinar matahari," tandasnya.

Rinaldi juga menyoroti nilai ekonomi dari budidaya anggur. Baik bibit, buah, maupun tabulampot anggur memiliki nilai jual yang tinggi. Selain itu, anggur bisa dibuahkan kapan saja di Indonesia, berbeda dengan di negara asalnya yang musiman karena adanya musim dingin.

"Dari awal tanam sampai panen kurang lebih 10-11 bulan. Ini relatif cepat dibandingkan tanaman lain seperti durian atau manggis yang membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk berbuah," ungkapnya.

Meskipun memiliki banyak keunggulan, budidaya anggur juga menghadapi tantangan, terutama dalam hal pemasaran buah. Menurut Rinaldi, produksi buah anggur membutuhkan lahan yang luas dan modal yang cukup besar. Oleh karena itu, saat ini Saung Tinanggur lebih fokus pada penjualan bibit dan tabulampot.

"Untuk pemasaran buah, kami belum bisa menjual banyak karena produksi membutuhkan tempat luas dan modal yang lumayan. Jadi sekarang kami masih jual bibit dan tabulampot," jelas Rinaldi.

Pada tahun 2023, Saung Tinanggur resmi menjadi Pusat Pelatihan Pertanian Perdesaan Swadaya (P4S). Sebagai P4S, Saung Tinanggur sering mengadakan pelatihan-pelatihan dan diklat (pendidikan dan latihan) bagi masyarakat, pemuda sekitar, dan kalangan umum.


Berita Terkini