SUBANG-Penyakit monkeypox kembali menjadi bahan perbincangan masyarakat saat ini. Akan tetapi apakah sebenarnya penyakit monkeypox?
Dokter Puskesmas Sukarahayu dr. Nadya Ayudiawati Nurbasari menjelaskan apa itu sebenarnya penyakit monkeypox.
"Monkeypox adalah penyakit yang bersifat zoonosis, jadi dia ditularkan dari hewan pengerat dan primata ke manusia. Sebenarnya penyakit ini sudah ada dari lama, tapi entah kenapa baru dikenal belakangan ini," ucapnya.
Ia menjelaskan penyakit tersebut ditularkan dari cairan tubuh yang masuk ke dalam luka, saluran pernafasan, hubungan seksual dan lainnya.
Ia pun menyebutkan beberapa gejala awal yang ditimbulkan dari monkeypox, gejala yang paling khas membesarnya kelenjar getah bening.
"Gejalanya seperti muncul bintik-bintik hitam yang hampir sama dengan herpes atau cacar, kemudian nyeri, demam, batuk, dan pilek. Gejala khas yang membedakan monkeypox dengan cacar lainny adalah adanya pembesaran kelenjar getah bening, bisa di leher, ketiak, dan lipatan tubuh lainnya," ucapnya.
Nadya bilang bahwa penyakit ini cukup berbahaya. Namun, meskipun demikian dapat sembuh dengan sendirinya.
"Cukup berbahaya, tapi dia bisa sembuh dengan sendirinya sebenarnya, hanya saja butuh waktu yang sangat lama tergantung daya tahan tubuhnya," ucapnya.
Untuk mengobati serta mencegah penyakit tersebut, dirinya mengatakan bisa dengan vaksin. Hanya saja di Indonesia vaksin tersebut belum tersedia.
"Kalau di luar negeri sudah ada vaksinnya sebenarnya dan itu efektif dengan persentase kesembuhan 85 persen, tapi kalau di Indonesia belum tahu, apalagi di Puskesmas belum ada," ucapnya.
Penyebaran dari penyakit monkeypox ini bisa dikatakan cepat dengan masa penyembuhan yang cukup lama.
"Penyebarannya tergolong cepat, masa inkubasinya empat sampai dengan lima hari. Untuk masa penyembuhannya sekitar dua sampai empat minggu," ucapnya.
Adapun beberapa potensi tempat penyebaran monkeypox diantaranya adalah bandara dan tempat gym.
"Saat ini yang penyebarannya paling banyak di tempat-tempat seperti bandara dan tempat gym dimana orang-orang berkumpul dan mengeluarkan serta meninggalkan cairan yang berpotensi menularkan penyakit," ucapnya.
Untuk mencegah penyakit tersebut, Nadya menyarankan agar melakukan beberapa upaya preventif sehingga dapat terhindar.
"Mulai memakai masker lagi, jaga jarak, cuci tangan, makan dan minum yang baik agar daya tahan tubuhnya bagus, serta konsumsi vitamin, dan jangan lupa untuk menjaga kebersihannya," ucapnya.
Ia juga menyarankan jika terdapat gejala-gejala yang mengindikasikan monkeypox agar segera mengkonsultasikan ke pelayanan kesehatan terdekat.
"Jika ada mulai gejala seperti cacar, sebaiknya segera diperiksakan ke puskesmas atau rumah sakit agar bisa diketahui kondisinya," ucapnya.
Ia mengungkapkan di faskesnya belum ada satu kasus pun monkeypox yang ditemukan. Hanya saja ada pasien yang memiliki gelaja yang hampir mirip dengan penyakit tersebut.
"Ketika jaga di IGD minggu ini, ada satu pasien yang terindikasi gejala awal monkeypox, belum keluar bintik hitam baru cacar saja. Setelah dicek lebih la jut ternyata bukan. Meskipun demikian, kita tetap mengedukasi jika ada gejala lanjutan lainnya yang berhubungan monkeypox," ucapnya.(fsh/ysp)