PASUNDAN EKSPRES - 51 siswa SD keracunan jajanan jelly merk daya, Dinas Kesehatan dan TNI Polri langsung turun tangan setelah mendengar berita tersebut.
“Jumlah sementara ada 51 siswa,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Banjar H Saifuddin dikutip dari Jabar Ekspres.
Semua siswa langsung dilarikan ke rumah sakit usai menagalami keracunan tersebut.
“Betul ada siswa kami yang mengalami gejala mual muntah akibat makan jelly Daya,” ujar Kepala Sekolah SD Negeri 2 Batulawang, Hasanah.
Namun ada satu siswa SD Negri BJB Langensari yang masih dapat perawatan karna belum pulih
Jajan jelly tersebut rupanya sedang viral. Setelah dikonsumsi rupanya menimbulkan efeksamping diare, mual, pusing dan muntah.
BACA JUGA:Profil Ghatan Saleh, Mantan Suami Dina Lorenza-Cut Keke yang Jadi Pelaku Penembakan di Jatinegara
Dinas Kesehatan dan Polri langsung mendatangi sekolah tersebut, serta mengamankan pedagang dan dagangannya.
Rupanya jajanan tersebut berasal dari jajanan pedagang keliling. Dengan ciri bungkusnya berwarna orange merk Daya.
Saat ini jajanan tersebut sedang melakukan pemeriksaan di laboratorium kesehatan daerah (Labkesda) Provinsi Jawa Barat.
Selain itu Produk tersebut juga telah dikeluarkan dari pasaran dan sudah diamankan
“Sekarang untuk produknya sudah ditarik dari pasaran, produk yang ada juga sudah diamankan oleh pihak kepolisian. Karena kita telah berkoordinasi lintas sektor untuk menindaklanjuti kejadian ini,” katanya.
Korban Tidak Hanya 1 SD
BACA JUGA:Dr Aqua Dwipayana: Pendekatan Holistik Keseimbangan Tugas Personel dan Peran Keluarga Jadi Kunci
BACA JUGA:Penyelidikan Kasus Konten 'Bertukar Pasangan' Gus Samsudin: Polda Jatim Ambil Alih
Rupanya, korban keracunan makanan tersebut bukan hanya dari satu sekolah saja, melainkan sekitar 6 SD yang terkena keracunan tersebut.
Keenam SD tersebut diantaranya, SD Negri Batulawang ada 6 siswa, SD Negri 2 Batulawang 8 siswa, SD 2 Sukamukti 5 siswa, SD 1 Raharja 1 orang, SD Negri 3 Pataruman 19 siswa dan SD Negri 1 BJB Langensari 12 siswa.
Sampai saat ini, pihak berwenang masih melakukan penyelidikan untuk mengungkap penyebab pasti dan mencegah kejadian tersebut terulang kembali.
Kejadian ini menjadi peringatan penting akan perlunya pemantauan dan pencegahan yang lebih ketat terhadap jajanan yang dijual di sekolah-sekolah.