Fakta-fakta Mengenai Kontroversi Paskibraka Istana yang Diminta untuk Melepas Jilbab

Fakta-fakta Mengenai Kontroversi Paskibraka Istana yang Diminta untuk Melepas Jilbab(Freepik)
PASUNDAN EKSPRES - Isu mengenai aturan seragam bagi anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) putri yang beragama Islam menjadi sorotan tajam menjelang peringatan HUT ke-79 RI.
Perhatian publik tertuju pada keputusan yang tampaknya mengharuskan anggota Paskibraka untuk melepas jilbab saat menjalankan tugas kenegaraan, khususnya pada upacara pengukuhan dan pengibaran bendera di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur.
BACA JUGA: 2 Pria Peras Supir Truk Demi Miras Diamankan Polisi di Subang
Fakta-fakta Mengenai Kontroversi Paskibraka Istana yang Diminta untuk Melepas Jilbab
Munculnya Polemik
Aturan ini pertama kali mencuat setelah sejumlah anggota Paskibraka putri yang sebelumnya terlihat mengenakan jilbab saat latihan, tiba-tiba tampil tanpa jilbab saat upacara pengukuhan di IKN.
Hal ini menimbulkan spekulasi di kalangan masyarakat dan media, yang mencurigai adanya kebijakan dari Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) sebagai pihak yang kini menaungi Paskibraka, untuk memaksa anggota putri melepas jilbab mereka.
BACA JUGA: Ular Sanca Sepanjang 3 Meter Menutup Saluran Air Warga di Dangdeur, Damkar Gercep Evakuasi
BPIP Membantah, Tapi Kontroversi Tetap Berkobar
Menanggapi tuduhan tersebut, BPIP dengan cepat memberikan klarifikasi.
Kepala BPIP Yudian Wahyudi menyatakan bahwa tidak ada paksaan bagi anggota Paskibraka putri untuk melepas jilbab mereka.
Menurut Yudian, keputusan ini diambil secara sukarela oleh anggota Paskibraka sendiri, berdasarkan kesepakatan yang telah dicapai dalam surat pernyataan yang ditandatangani di atas meterai.
Namun, keputusan ini hanya berlaku selama acara pengukuhan dan upacara pengibaran bendera. Di luar itu, para anggota tetap memiliki kebebasan untuk mengenakan jilbab.
Meskipun BPIP telah memberikan penjelasan, gelombang protes dari berbagai kalangan tidak bisa dihindari.