PURWAKARTA-Kepala Badan Karantina Indonesia (Barantin) Sahat Manaor Panggabean melepas ekspor perdana PT Suri Tani Pemuka (STP) berupa induk, benur dan pakan udang Faname ke Brunei Darussalam, Jumat (15/11).
Prosesi pelepasan ekspor perdana tersebut bertempat di PT Suri Tani Pemuka Jl. Raya Sadang - Subang, Desa Cibatu, Kecamatan Cibatu, Kabupaten Purwakarta, Provinsi Jawa Barat.
"Hari ini dilakukan ekspor perdana untuk komoditi induk, benur dan pakan udang. Ini menunjukkan bahwa Indonesia juga mampu dan ini merupakan program nasional bahwa Indonesia menjadi lead-nya komoditi udang," kata Sahat kepada wartawan di sela kegiatan.
Yang menarik, sambungnya, Barantin menerbitkan Sertifikat Karantina di sini. Jadi nanti tidak perlu lagi diperiksa di Pelabuhan Tanjung Priok. "Hal ini menjadi signifikansi perubahan Badan Karantina Indonesia saat ini," ujar Sahat.
Sertifikat Karantina bisa dikeluarkan di sini, sambungnya, karena dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) juga sudah menjamin mutunya di hulunya. "Jadi ini kolaborasi antara KKP yang ada di hulu dengan Barantin yang ada di hilir. Jadi satu kesatuan dan saling terkoneksi," ucap Sahat.
Pola kolaborasi model ini, kata Sahat, menjadi yang pertama kali pada tahun ini dan akan diteruskan.
"Keuntungan dari kolaborasi ini meliputi transparansi, traceability, kepastian waktu dan biaya. Ini kemudahan yang diberikan pemerintah untuk para pelaku usaha. Dan ini bukan hanya untuk komoditi udang saja tapi semua komoditi lainnya di daerah manapun akan seperti ini polanya," kata Sahat.
Lebih lanjut Sahat menegaskan, Indonesia akan semakin maju bila pemerintah dan pengusaha saling bergandengan tangan. "Kami sampaikan apresiasi kepada STP yang berhasil melakukan ekspor perdana induk, benur dan pakan udang ke Brunei Darussalam," ujar Sahat.(add)