Oleh: Priyono dan Agus Anggoro Sigit
(Dosen Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta)
Perguruan Tinggi adalah lembaga pendidikan yang memiliki 3 kegiatan atau dharma yang dirumuskan dalam tri dharma perguruan tinggi meliputi dharma pertama bidang pendidikan, dharma kedua bidang penelitian dan dharma terakhir bidang pengabdian pada masyarakat. Khusus untuk Universitas Muhammadiyah Surakarta, karena merupakan Perguruan Tinggi berbasis agama maka memiliki catur dharma yaitu pembinaan Al Islam dan Kemuhammadiyahan. Keempatnya dilaksanakan dengan saling bersinergi. Pendidikan atau proses belajar yang baik akan menghasilkan penelitian dan sebaliknya penelitian yang sudah dilakukan akan bisa mengupdate materi pembelajaran termasuk materi ke islaman dan kemuhammadiyahan. Seterusnya temuan dalam penelitian dimanfaatkan untuk kegiatan pengabdian pada masyarakat. Itulah siklus catur dharma yang tidak akan terputus , yang endingnya untuk meningkatkan kesejahteraan pada masyarakat. Jadi Perguruan Tinggi betul betul menjadi menara solusi terhadap masalah dam masyarakat , bukan menara gading yang tak pernah mengalirkan manfaat kepada masyarakat.
Salah satu mata kuliah lanjutan yang dikembangkan Fakultas Geografi Universitas Muhammadiyah Surakarta adalah mata kuliah Managemen Produksi Peta (MPP), yang didesign menghasilkan peta citra desa berskala besar , yang dibuat oleh kelompok mahasiswa peserta , dibeayai oleh peserta , turun survai ke desa juga dikoordinir kelompok mahasiswa, dan mendapat bimbingan teknis dari dosen pengampu mata kuliah ini, kemudian setelah terwujud, dihibahkan ke desa dimana mahasiswa dilahirkan. Orientasi pengembangan mata kuliah MPP dimaksudkan untuk mengasah ketrampilan membuat peta, memanage kegiatan mulai dari design peta sampai penyerahan ke desa, dan melatih jiwa pengabdian serta kewirausahaan mahasiswa karena peta citra tersebut bila tidak dihibahkan bisa menghasilkan uang jutaan. Program integrasi mata kuliah MPP dengan pengabdian pada masyarakat , akhirnya dijadikan salah satu program unggulan di Fakultas ini dan diberi nama Program 1000 peta desa agar memiliki branding yang kuat dan berkelanjutan.
Meskipun mata kuliah ini bukan wajib diambil tetapi pesertanya cukup banyak, bisa mencapai 150 lebih karena muatan yang terkandung dalam mata kuliah ini cukup komprehensif mulai dari mengasah soft skill mahasiswa, meningkatkan ketrampilan membuat peta, melatih jiwa pengabdian pada masyarakat dan melatih ghirah kewirausahaan. Soft skill yang terbentuk adalah memiliki kemampuan berkomunikasi dengan perangkat desa dan masyarakat, mengasah ketrampiulan bekerja sama dalam sebuah tim dan problem solving dalam menyelesaikan pembuatan peta desa dengan segala kendalanya.
Sebanyak 125 desa di Jateng dan ada juga di jatim yang telah kita berikan hibah peta sebanyak 250 judul, satu desa mendapatkan hibah 2 peta citra skala besar yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan mulai dari perencanaan hingga evaluasi pembangunan di desa masing masing. Belum banyak desa yang memiliki peta desa standar yang gambarnya diambil dari satelit dan batas desa sudah fix karena lewat konsultasi dengan perangkat desa.
Beberapa hari yang lalu tepatnya hari rabu tgl 12 Juni 2024 sebanyak 5 mahasiswi Fakultas Geografi UMS semester 8 , didampingi dosen pengampu telah menyerahkan 2 peta citra desa kepada desa Sempulur, Kecamatan Karanggede, Kabupaten Boyolali, Jateng dan diterima langsung oleh kepala desa Bapak Sugiyarto dan disaksikan oleh seluruh perangkat desa dan seorang sekdes desa tetangga, ibu Gayatri. Desa yang masih banyak vegetasi dan sejuk udaranya menjadi perhatian tim 5 pembuat peta sehingga diputuskan untuk menerima hibah peta bergengsi yang tidak dipunyai oleh setiap desa.
Seluruh perangkat desa termasuk pak Sugiyarto selaku kepala desa nampak antusias menerima kedatangan tim Fakultas Geografi UMS dan mengucapkan banyak terima kasih semoga dua peta citra ini memberikan manfaat untuk pengembangan desa Sempulur ke depan karena telah memiliki acuan yang berharga. Semoga barokah akan mengalir pada tim pengabdian masyarakat atau tim 5 mahasiswa dan Fakultas Geografi UMS. Barokah yang mengalir , kata dosen pembimbing, bisa berupa kemudahan mencari pekerjaan bagi mahasiswi yang jadi tim pembuat peta dan bagi Fakultas Geografi UMS bisa meningkatkan kepercayaan Lembaga sehingga mahasiswanya mengalir deras karena banyak sedekahnya. Bea untuk pembuatan peta citra desa ini berasal dari swadaya mahasiswa dan menelan sekitar 2,5 sampai 3 juta. Inilah makna pengabdian pada masyarakat dan melatih jiwa untuk memberi tanpa kembali.
Dengan berbekal peta standar ini diharapkan desa bisa merencanakan dengan seksama tentang program pembangunan yad untuk tingkatkan kesejahteraan rakyatnya termasuk bagaimana mengamankan lahan sawah yang merupakan lumbung pangan untuk tidak serta merta terkonversi menjadi lahan non pertanian yang akhirnya berdampak pada ketahanan pangan desa Sempulur. Fungsi peta adalah mengecilkan obyek di permukaan bumi sehingga pembaca peta bisa mengamati obyek di daerahnya secara komprehensif termasuk memahami ukuran tiap obyek dan mengkaitkan obyek satu dengan lainnya untuk tujuan pembangunan. Semoga peta citra yang dihibahkan mendapatkan perhatian untuk dipasang di lokasi yang strategis agar manfaatnya lebih luas.